Sejak penggalian pada 14 Mei hingga hari ini (16/5), kami sudah menemukan banyak alat batu, fragmen gerabah, dan tulang-belulang manusia, ada tulang ikan juga. Ini bisa menunjukkan pola konsumsi penghuninya, dan yang paling penting kami menemukan ara
Ambon (ANTARA News) - Tim dari Balai Arkeologi Ambon melakukan ekskavasi gua prasejarah, bekas hunian manusia pada masa palaeometalik, di Hatuwurang, Hatusua, Kabupaten Seram Bagian Barat.

"Sejak penggalian pada 14 Mei hingga hari ini (16/5), kami sudah menemukan banyak alat batu, fragmen gerabah, dan tulang-belulang manusia, ada tulang ikan juga. Ini bisa menunjukkan pola konsumsi penghuninya, dan yang paling penting kami menemukan arang," kata arkeolog Marlon Ririmasse ketika dihubungi melalui telepon selulernya dari Ambon, Jumat.

Ia mengatakan temuan-temuan yang didapat setelah membuka, menggali beberapa titik di tersebut, akan digunakan untuk analisis kronologi terhadap usia gua di kompleks situs purbakala Hatusua itu.

"Kalau berpijak pada hasil penelitian sebelumnya oleh tim arkeolog dari Amerika di situs Hatusua pada 1990, penarikan yang paling tua usia gua ini bisa mencapai 1.000 tahun," katanya.

Dia mengatakan gua yang sedang digali tersebut merupakan satu di antara tujuh gua prasejarah yang baru teridentifikasi oleh timnya.

Gua itu, berukuran sedang dan berjarak beberapa kilometer dari pelabuhan feri Waipirit. Gua itu menjadi salah satu di antara 18 gua hunian prasejarah di Kabupaten Seram Bagian Barat yang teridentifikasi oleh tim arkeolog dari Balar Ambon sejak 2012.

"Kami mengidentifikasi 11 gua lainnya pada Desember 2012 dan sekarang sudah ditambah tujuh titik baru, salah satu dari 11 gua yang pernah kami identifikasi itu sudah pernah kami ekskavasi, tindak lanjut penelitiannya masih membutuhkan waktu bertahun-tahun," katanya.

Marlon mengatakan usia 11 gua hunian prasejarah yang pernah diteliti sebelumnya, bervariasi dan ada indikasi menjadi hunian berulang.

"Jarak antara 18 gua yang berhasil kami identifikasi ini cukup berdekatan, berada dalam satu kawasan," katanya.
(KR-IVA/M029)

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014