Globalisasi memberi ruang pada kita untuk banyak menjalin kerja sama, tetapi memenangkan kompetisi jauh lebih penting dalam merebut pasar. Untuk itu, pemerintah harus meningkatkan daya saing perusahaan lokal,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah harus mendorong kemampuan daya saing perusahaan lokal agar bisa berkompetisi menjelang diberlakukannya Masyarakat ASEAN 2015, kata Rektor Universitas Gadjah Mada Pratikno.

"Globalisasi memberi ruang pada kita untuk banyak menjalin kerja sama, tetapi memenangkan kompetisi jauh lebih penting dalam merebut pasar. Untuk itu, pemerintah harus meningkatkan daya saing perusahaan lokal," katanya di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi enam persen selayaknya dipertahankan. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut juga perlu dikritisi karena pertumbuhan itu masih bergantung pada hasil ekspor komoditas sumber daya alam.

Oleh karena itu, kata dia, kebijakan ekspor sumber daya alam perlu dievaluasi, apalagi produk yang dijual masih bersifat mentah yang tidak diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

"Mau tidak mau kita harus mengembangkan komoditas yang mendapat nilai tambah dari kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Semua elemen bangsa harus selalu bersemangat dan bekerja keras memenangkan kompetisi global dengan berkontribusi memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.

Ia mengatakan, peringkat ekonomi Indonesia yang masuk 10 besar dunia berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) yang dirilis Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan kemampuan tingkat daya beli masyarakat semakin bertambah.

Kemampuan daya beli itu seharusnya menjadi peluang bagi UMKM dan perusahaan lokal dalam pengembangan inovasi dalam meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri. Dengan daya beli peringkat 10 besar dunia, Indonesia akan menjadi primadona bagi masuknya produk asing.

"Kemampuan daya beli masyarakat tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi pelaku usaha karena Indonesia akan menjadi primadona masuknya produk dari luar. Hal itu tantangan yang harus kita hadapi," katanya.

(B015/Z002)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014