...SBR001 memperoleh sambutan positif dari masyarakat...
Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menetapkan hasil penjualan dan penjatahan "saving bonds ritel" (SBR) seri SBR001 sebesar Rp2,39 triliun yang akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan pembiayaan pada APBN 2014.

"Sebagai instrumen investasi baru dengan fitur yang menarik dibandingkan dengan alternatif investasi lainnya, SBR001 memperoleh sambutan positif dari masyarakat," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, di Jakarta, Senin.

Robert menjelaskan total volume pemesanan pembelian SBR seri SBR001 yang disampaikan oleh masyarakat sampai dengan penutupan masa penawaran pada Kamis (22/5) mencapai Rp2,395 triliun, sebelum dilakukan penyesuaian terhadap pemesanan yang melebihi batas maksimum Rp5 miliar.

Ia menambahkan SBR001 dipesan oleh 9.944 pemesan yang tersebar di 34 provinsi dengan jumlah pemesan terbesar berada pada kisaran Rp5 juta sampai Rp100 juta atau mencapai kisaran 60,5 persen, dengan rata-rata volume pembelian per pemesan Rp240 juta.

Jumlah pemesan di wilayah DKI Jakarta mencapai 42,7 persen dari total jumlah pemesanan, sedangkan wilayah Indonesia barat selain DKI Jakarta mencapai 47,8 persen serta wilayah Indonesia bagian tengah dan timur mencapai 9,5 persen.

"Berdasarkan kelompok umur, jumlah pemesan terbesar berada pada kelompok usia lebih dari 40 tahun yang mencapai 7.357 pemesan atau 74 persen dari total pemesan, dengan volume pemesanan mencapai Rp2,03 triliun atau 85 persen dari total pemesanan," kata Robert.

Penjualan SBR001 dilakukan melalui 21 agen penjual yang telah ditunjuk oleh pemerintah, terdiri dari 18 bank dan tiga perusahaan sekuritas, serta dijual kepada individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia (WNI).

Saving bonds ritel seri SBR001 memiliki tanggal setelmen 30 Mei 2014, serta jatuh tempo pada 20 Mei 2016 dengan bentuk obligasi tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder sampai dengan jatuh tempo.

Pembayaran kupon dilakukan setiap tanggal 20, dengan pembayaran kupon pertama kali pada 20 Juni 2014, dan tanggal mulai berlakunya periode kupon berlangsung pada 21 Februari, 21 Mei, 21 Agustus dan 21 November setiap tahunnya.

Tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama (tanggal 31 Mei 2014 sampai 20 Agustus 2014) adalah 8,75 persen berasal dari tingkat bunga penjaminan LPS pada saat penetapan spread sebesar 7,5 persen ditambah spread tetap 125 basis poin atau 1,25 persen.

Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo, dan penyesuaian berikutnya didasarkan pada tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ditambah 125 basis poin.

Penerbitan SBR001 merupakan inisiatif pemerintah dalam rangka pengembangan pasar utang Surat Utang Negara domestik, melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor untuk memenuhi pembiayaan APBN 2014. 
(S034) 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014