Sao Paulo (ANTARA News) - Persiapan pelaksanaan Piala Dunia Brasil terganggu bentrokan antara polisi dengan pekerja kereta bawah tanah yang pada Jumat melakukan aksi mogok di Sao Paulo dan menyebabkan kemacetan lalu lintas parah di kota besar itu.

Bentrokan di stasiun kereta dan unjuk rasa antipemerintah di tempat lain yang mengumpulkan sekitar tiga ribu orang memunculkan kekhawatiran soal keamanan saat Brasil melawan Kroasia pada pembukaan Piala Dunia di Sao Paulo, Kamis.

Polisi menggunakan pentungan dan menembakkan gas air mata untuk menggiring pekerja yang sedang piket ke dalam stasiun pusat, setelah para penglaju mencoba masuk stasiun.

Aksi mogok, yang mengakibatkan jutaan pengguna kereta bawah tanah terlantar, akan berlangsung selama tiga hari hingga Sabtu, setelah serikat pekerja dan perusahaan gagal mencapai kesepakatan soal kenaikan gaji.

Sementara di tempat terpisah ribuan demonstran yang melakukan aksi damai memblokade jalanan di depan Bank Sentral untuk memprotes kebijakan ekonomi Presiden Dilma Rousseff.

"Masalah kami bukan dengan tim nasional. Kami akan mendukung mereka. Tapi tanggal 5 Oktober nanti kami akan kirim Dilma Roussef ke neraka," kata ketua serikat pekerja Paulo Pereirra da Silva, mengacu pada tanggal pemilu Brazil tahun ini.

Aksi mogok pekerja kereta membuat para penggemar yang menyaksikan pertandingan persahabatan Brasil dan Serbia di stadion Morumbi, Sao Paulo, pusing.

Para pejabat ditekan untuk mengatasi masalah pemogokan itu karena kereta bawah tanah akan menjadi sarana transportasi utama para penggemar ke arena.

Aksi pemogokan yang menyebabkan tiga dari lima stasiun metro terganggu mengakibatkan kemacetan sepanjang 251 kilometer saat 4,5 juta pengguna kereta bawah tanah beralih ke mobil dan bus di tengah hujan deras.

"Saya harus pulang ke rumah. Saya tidak bisa pergi bekerja dalam keadaan seperti ini," kata Pedro Henrique Rodrigues (28), pekerja pabrik kue yang sedang berdiri di antrean panjang pengguna bus.

(Uu.T004)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014