Pemerintah akan terus berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dunia usaha tetap bergairah melakukan investasinya di Indonesia.
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menggelar Pameran Produk Logam sebagai salah satu industri yang cukup signifikan dalam pengembangan industri nasional.

"Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendukung program pengembangan industri logam berbasis sumber daya lokal karena prospek industri logam nasional di masa mendatang sangat baik," kata Direktur Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Harjanto, di Jakarta, Selasa.

Menurut Harjanto prospek industri logam sangat baik di masa mendatang bila dilihat dari sisi permintaan yang direspon dengan meningkatkan suplai melalui optimalisasi utilisasi maupun investasi baru.

Pameran Produk Logam 2014 diselenggarakan di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian pada 10--13 Juni, yang diikuti oleh berbagai industri logam hulu sampai dengan hilir, baik untuk industri logam besi maupun bukan besi.

Produk-produk yang ditampilkan adalah produk andalan masing-masing perusahaan hasil inovasi yang disesuaikan dengan teknologi terkini baik produk hilir maupun hulu, antara lain ingot aluminium, kompor, kabel listrik, wire rod, copper cathode, peralatan kantor dan rumah tangga, CRC dan bahan konstruksi bangunan.

Harjanto mengatakan, pertumbuhan sektor Industri Logam Dasar pada 2013, yakni Besi dan Baja mencapai 6,93 persen atau meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 5,86 persen.

Harjanto menambahkan, salah satu hal yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan tersebut adalah adanya realisasi beberapa proyek pada industri material dasar logam, antara lain PT Krakatau Posco, PT Delta Prima Steel, PT Indobaja Dayatama dan PT Molten Aluminium Indonesia.

"Untuk menekan penggunaan jumlah produk impor dan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri, diperlukan adanya upaya yang menyeluruh dan bersifat terpadu dari berbagai pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat, dan pengusaha," katanya.

Harjanto menambahkan, saat ini pemberlakuan tarif bea masuk produk-produk impor melalui skema kerjasama internasional relatif rendah, sedangkan non-tariff measure untuk produk logam perlu dikembangkan secara optimal.

Oleh karenn itu, lanjutnya, pemerintah melalui Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), diharapkan dapat memberikan dukungan agar mampu menjadi pemicu penggunaan produk logam dalam negeri, terutama proyek yang dibiayai oleh APBN.

"Pemerintah akan terus berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dunia usaha tetap bergairah melakukan investasinya di Indonesia," kata Harjanto.

Sebagai salah satu upaya Kementerian Perindustrian dalam membina industri logam nasional adalah melalui pelaksanaan pameran regular di Plasa Industri, yang diharapkan, masyarakat dapat mengetahui kemampuan industri logam di dalam negeri. (*)

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014