Khartoum (ANTARA News) - Militer Sudan mengklaim menewaskan 110 gerilyawan saat menghadapi serangan di negara bagian Kordofan Selatan, Senin.

Namun, pemberontak menyangkal ada korban tewas dalam peristiwa tersebut.

Empat prajurit tewas, menurut pihak militer yang jarang memberikan data korban bentrokan dengan gerilyawan Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan Utara (SPLM-N) di Kordofan Selatan itu.

AFP melaporkan, SPLM-N memastikan serangan tersebut, namun menyangkal bahwa 110 dari para pejuangnya tewas, dan hanya melaporkan tiga kematian dan 15 korban luka-luka.

Pemberontak tersebut menyasar wilayah Al-Atmur, lokasi militer pada Jumat, menaklukan kamp yang digunakan para pemberontak untuk meluncurkan serangan mortir pada Kadugli, ibukota Kordofan Selatan.

"Angkatan bersenjata memerangi serangan para pemberontak yang ingin memasuki wilayah Al-Atmur," kata juru bicara militer Sawarmi Khaled Saad dalam sebuah pernyataan yang diumumkan oleh kantor berita SUNA.

"Setelah pertempuran selama tiga jam, militer berhasil memerangi mereka, menewaskan 110 orang dan melukai sejumlah besar," katanya.

Juru bicara SPLM-N Arnu Lodi mengatakan para pemberontak telah berhasil "mengambil sebagian dari Al-Atmur" dan pertempuran masih berlangsung.

Pemberontak "juga ingin bergerak ke Kadugli", tambahnya.

"Sejumlah besar tentara tewas dan terluka di Al-Atmur," kata juru bicara itu menambahkan.

Pemberontak etnis minoritas di Kordofan Selatan telah memerangi pasukan pemerintah selama tiga tahun dalam perang gerilya yang menurut PBB telah memengaruhi lebih dari satu juta orang.

Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan(OCHA) pekan lalu mengatakan bahwa penduduk sipil menanggung beban terberat pertempuran itu.

(G003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014