Krisis listrik di Sumut yang terjadi sejak lima tahun lalu harus diatasi agar masyarakat Sumut semakin sejahtera dan Sumut bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Medan (ANTARA News) -Pemerintah diminta mempermudah investor nasional maupun asing untuk membangun pembangkit listrik guna mengatasi krisis energi yang terus terjadi di Sumatera Utara (Sumut).

"Krisis listrik sudah sangat mengganggu Sumut. Bukan saja masyarakat secara umum tetapi sudah menghambat perekonomian dan investasi Sumut yang juga akan berdampak negatif ke nasional," kata anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba, di Medan, Rabu.

Kemudahan dinilai sangat perlu karena PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang diharapkan selama ini tidak juga bisa memenuhi kebutuhan energi.

Parlindungan yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut itu menjelaskan, kemudahan yang diperlukan investor pembangkit mulai dari soal pembebasan lahan, peminjaman lahan di kawasan hutan atau yang dilindungi hingga soal penjualan energi itu.

Menurut dia, banyak investor nasional dan asing yang sudah antrian untuk berinvestasi di pembangunan pembangkit listrik di Sumut, tetapi belum bisa merealisasikan keinginan karena terbentur banyak hambatan atau birokrasi perizinan khususnya soal pinjam pakai lahan di kawasan yang dilindungi seperti hutan.

"Pemerintah sudah harus memberi solusi kepada Pemprov Sumut untuk mengatasi krisis energi yang sudah lebih dari lima tahun,"katanya.

Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho juga mengaku sedang memperjuangkan dibuka lebarnya investasi oleh swasta di sektor pembangkit listrik itu.

"Pemprov Sumut sudah terus mendesak Pemerintah Pusat memberikan solusi untuk mengatasi krisis energi Sumut," katanya.

Selain memberikan kesempatan kepada investor baru, kata gGubernur, Pemprov Sumut juga mendesak Pemerintah Pusat mendorong operasional sejumlah pembangkit listrik yang sedang dalam proses pembangunan maupun yang sedang bersiap beroperasi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu.

"Krisis listrik di Sumut yang terjadi sejak lima tahun lalu harus diatasi agar masyarakat Sumut semakin sejahtera dan Sumut bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Menurut dia, dalam dua tahun terakhir, Sumut mengalami kekurangan daya dalam kondisi normal mencapai 150 megawatt atau kurang 450 megawatt saat beban puncak dari kebutuhan listrik yang sebanyak 1.650 megawatt setiap hari.

Dewasa ini, ada tiga pembangkit listrik yang akan beroperasi yakni Pembangkit Listrik Labuan Angin, Sarulla dan PLTA Asahan 3 dengan total daya mencapai 1.000 megawatt.

Kebutuhan listrik di Sumut sendiri meningkat cukup besar atau tujuh persen setiap tahun sehingga harus ada tambahan sedikitnya 120 megawatt per tahun.

General Manager PT Indonesia Power PLTU UBOH Pangkalan Susu, Fardin Hasibuan mengatakan, berdasarkan rencana sebelumnya, PLTU itu sudah beroperasi awal Oktober mendatang walau diakui ada permasalahan soal pembebasan lahan.

Dalam tahap awal, PLTU Pangkalan Susu akan mampu memasok daya listrik 200 megawatt dan naik hingga 400 megawatt kalau PLTU itu beroperasi penuh.

"Semoga semuanya berjalan sesuai rencana," pungkasnya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014