New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Jumat (20/6) memperingatkan serangan militer terhadap gerilyawan Sunni di Irak mungkin tak efektif dan dapat menjadi bumerang.

Ban juga mendesak masyarakat yang bertikai di negeri itu agar bersatu guna memerangi pelaku teror yang telah merebut banyak daerah di negeri tersebut.

Sekretaris Jenderal PBB itu membahas krisis Irak dalam pidato di Masyarakat Asia mengenai Suriah pada Jumat.

Pemimpin PBB tersebut juga mencela pertempuran sektarian dan aksi saling membalas yang terjadi selanjutnya, dan mendesak Pemerintah Irak serta pendukungnya agar tidak melancarkan pembalasan terhadap masyarakat Sunni akibat serangan anggota Negara Islam Irak dan Levant (ISIL), yang diilhami Al Qaida.

Pemerintah Irak telah berusaha meminta serangan AS guna menghambat gerakan gerilyawan Sunni yang mendesak ke arah Ibu Kota Irak, Baghdad.

Presiden AS Barack Obama untuk saat ini telah menahan diri dari serangan terhadap gerilyawan Irak. Namun pada Kamis (19/6) ia mengumumkan AS siap mengirim sebanyak 300 penasehat militer ke Irak untuk melatih, memberi saran dan mendukung pasukan Irak dalam perang mereka melawan gerilyawan. Ia menegaskan pasukan Amerika takkan kembali ke pertempuran di Irak.

Ban, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam, memperingatkan, "Serangan militer terhadap ISIL mungkin memiliki dampak yang agak berkepanjangan atau bahkan kontra-produktif jika tak ada gerakan yang melibatkan pemerintah di Irak."

Ban, yang menyebut perang sektarian adalah "bencana buat semua", mengatakan sangat penting Pemerintah Irak dan pendukungnya menghindari aksi pembalasan terhadap masyarakat Sunni.
(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014