...bisa terjadi peningkatan harga properti."
Semarang (ANTARA News) - Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Promosi, Publikasi, Pameran dan Humas Dibya K Hidayat mengatakan jika rupiah terus melemah maka akan membahayakan sektor properti.

"Oleh karena itu kami sebagai pengembang di bidang properti berharap melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar hanya sementara sehingga tidak sampai mempengaruhi harga properti," jelasnya di Semarang, Rabu.

Dibya mengatakan masih banyak bahan material pembangunan properti menggunakan barang dari impor di antaranya besi, rangka baja, kusen dan komponen yang mengandung unsur metal.

"Kalau rupiah terus melemah maka kenaikan harga untuk komponen-komponen impor ini tidak bisa dihindari, akibatnya bisa terjadi peningkatan harga properti," jelasnya.

Menurutnya jika harga properti mengalami kenaikan maka kondisi tersebut akan memberatkan konsumen, bahkan yang dikhawatirkan bisa mengganggu pertumbuhan sektor properti.

Dibya mengatakan sebetulnya nilai tukar mata uang tidak berpengaruh banyak terhadap perumahan namun akan sangat terasa untuk pembangunan gedung-gedung bertingkat salah satunya apartemen yang saat ini sedang banyak diminati oleh masyarakat perkotaan.

"Kalau harga rumah tetap mempengaruhi tetapi tidak banyak karena untuk rumah besi beton pemakainnya tidak dalam jumlah banyak, lain dengan gedung bertingkat seperti apartemen yang membutuhkan banyak komponen beton," jelasnya.

Dibya mewakili para pengembang properti berharap agar kondisi rupiah akan kembali menguat terhadap dolar sehingga kenaikan harga properti bisa ditahan.

"Karena ongkos produksi menghitungnya tidak per produksi, jadi kalau harga material hanya naik sebentar terus turun maka harga properti juga akan ditahan untuk tidak naik," ujarnya. (*)

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014