Kabul (ANTARA News) - Pemboman bunuh diri Taliban menewaskan 16 orang, termasuk 10 warga dan empat tentara NATO, dalam serangan di Afghanistan timur, Selasa, kata pejabat, saat pasukan asing mengurangi perang mereka melawan pemberontak.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dengan mengatakan salah satu pembom jibakunya meledakkan diri di dekat patroli NATO di Provinsi Parwan, utara ibu kota Kabul.

Serangan itu terjadi saat Afghanistan terperosok dalam krisis politik, dengan sengketa sengit mengamuk atas tuduhan penipuan dalam pemilihan presiden.

"Empat anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) meninggal sebagai dampak dari serangan pasukan musuh," kata satu pernyataan misi NATO.

Sejalan dengan kebijakan koalisi, pihaknya tidak menyebutkan nama dan kebangsaan korban.

Juru bicara Gubernur Parwan, Waheed Sediqqi, mengatakan kepada AFP bahwa sepuluh warga sipil dan dua polisi tewas dalam serangan itu.

Para pemberontak mengatakan, 15 tentara pasukan khusus AS tewas. Mereka rutin membuat klaim berlebihan setelah serangan tersebut.

Sekitar 50.000 tentara NATO masih dikerahkan di Afghanistan, turun dari puncak 150.000 pada tahun 2011.

Misi tempur NATO akan selesai pada akhir tahun ini, dengan 10.000 tentara AS tinggal hingga tahun depan jika presiden baru Afghanistan menandatangani kesepakatan keamanan dengan Washington.

Sekitar 3.450 tentara koalisi telah tewas di Afghanistan sejak operasi dimulai pada tahun 2001, ketika rezim Taliban digulingkan dari kekuasaan.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry memperingatkan Selasa bahwa setiap upaya untuk merebut kekuasaan dalam krisis pemilu akan merugikan negara terkait bantuan internasional.

Hasil awal yang dirilis Senin menunjukkan mantan ekonom Bank Dunia Ashraf Ghani telah memenangkan pemilu, tetapi juru bicara jajak pendapat saingannya Abdullah Abdullah menolak hasilnya karena itu merupakan "kudeta terhadap kehendak rakyat".

Tuduhan penipuan segera memicu kekhawatiran ketidakstabilan setelah angka menunjukkan Ghani mengumpulkan 56,4 persen dalam putaran kedua pemungutan suara terhadap mantan menteri luar negeri Abdullah 43,5 persen.

(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014