Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum RI berharap sisa logistik Pemilu Presiden 2014 yang hingga hari pemungutan suara, Rabu (9/7), belum sampai di sejumlah distrik di Kabupaten Yahukimo, Papua, dapat terkirim Kamis, kata Ketua KPU Husni Kamil Manik.

"Kami berupaya agar logistik yang belum terkirim ini dapat diterbangkan dari ibu kota Kabupaten Yahukimo pagi ini. Kalau itu bisa terjadi, maka bisa langsung dilakukan pemungutan hari ini juga," katanya di Jakarta, Kamis.

Hingga hari pemungutan suara serentak untuk pilpres, tercatat sedikitnya 14 distrik di Kabupaten Yahukimo tidak dapat melaksanakan pemungutan suara karena logistik masih tertahan di Dekai, pusat pemerintahan Kabupaten Yahukimo.

Kondisi geografis di wilayah tersebut memerlukan penggunaan alat transportasi berupa pesawat kecil untuk mengangkut logistik menuju distrik.

Namun, katanya, karena kondisi cuaca yang labil, pesawat yang sempat mengangkut sebagian dari logistik tersisa tersebut, batal mendarat dan kembali lagi ke Dekai. Pengangkutan sisa logistik untuk distrik lainnya menunggu kondisi cuaca membaik sebelum pesawat diberangkatkan.

Anggota KPU Arief Budiman mengatakan sedikitnya 60.447 pemilih di 14 distrik di Kabupaten Yahukimo belum menggunakan hak pilihnya akibat kondisi keterlambatan pengiriman logistik tersebut.

"Kemarin (9/7) pagi masih sisa logistik yang belum dikirimkan untuk tujuh distrik, tetapi kemudian siangnya datang lagi pesawat yang sudah membawa logistik untuk tujuh distrik lainnya karena pesawat itu tidak bisa mendarat," katanya.

Proses pendistribusian logistik berupa surat suara tersebut dilakukan mulai dari Kantor KPU Kabupaten Yahukimo menuju distrik dengan menggunakan pesawat kecil.

Dari distrik, surat suara tersebut diangkut dengan menggunakan jasa kuli panggul menuju ke desa dan kelurahan, untuk kemudian diserahkan ke tempat pemungutan suara (TPS).

Sebanyak 14 distrik yang belum melakukan pemungutan suara tersebut, adalah Duram, Kwelamdua, Soba, Sela, Korupun, Holuon, Kayo, Ninia, Hilipuk, Sobaham, Soloikma, Lolat, Kwikma, dan Kabianggema.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014