Gaza/Yerusalem (ANTARA News) - Ribuan warga mengungsi dari rumah mereka di Jalur Gaza pada Minggu (13/7), setelah Israel memperingatkan mereka agar meninggalkan wilayah itu sebelum melancarkan serangan roket pada hari keenam rangkaian serangan yang menurut pejabat Palestina telah menewaskan 160 orang.

Israel menjatuhkan selebaran-selebaran di kota Beit Lahiya sebelah utara perbatasan Gaza. Selebaran itu bertulisan "Mereka yang tidak mematuhi instruksi untuk meninggalkan tempat ini dengan segera telah membahayakan hidupnya serta keluarganya. Hati-hati."

Militer Israel menyatakan kepada warga tiga dari 10 pemukiman di Beit Lahiya--yang berpenduduk 70.000 orang-- untuk meninggalkan rumah mereka pada Minggu siang.

Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sekitar 10.000 orang telah mengungsi ke selatan di delapan sekolah milik badan dunia di Gaza City.

Seorang pejabat militer senior Israel, dalam keterangan singkat melalui telepon dengan wartawan asing mengayakan bahwa Israel akan "menyerang dengan kekuatan" di area Beit Lahiya pada Minggu petang.

Dia tidak mengatakan jika ini akan mencakup perluasan serangan udara dan laut ke operasi darat di utara kantung Mediterania yang sempit dan padat penduduk itu.

"Musuh telah membangun infrastruktur roket di pemukiman (Beit Lahiya). Dia ingin menjebak saya dengan menyerang wilayah itu sehingga kami akan dituduh menewaskan warga sipil," kata pejabat militer Israel itu seperti dilansir kantor berita Reuters..

Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri Gaza dalam sebuah pernyataan yang disiarkan radio Hamas menyebut peringatan Israel itu sebagai "perang psikologis" dan meminta warga yang mengungsi kembali dan yang lain tetap tinggal di rumah mereka.

Puluhan rumah di Beit Lahiya diratakan dengan tanah oleh buldozer Israel dalam perang Gaza 2008-2009. Israel mengatakan struktur itu merupakan tempat penyimpanan senjata dan peluncur roket.

Selebaran yang disebar menggunakan pesawat pada Minggu adalah peringatan Israel yang pertama bagi penduduk Palestina yang menjangkau wilayah luas. Sebelumnya, peringatan hanya berbentuk panggilan telephon ke rumah yang akan diserang.

Meski demikian serangan Israel itu tetap menewaskan perempuan dan anak berusia tiga tahun pada awal Minggu.

"Kami akan tetap terus bertindak dengan kesabaran, tekad dan tanggung jawab demi tercapainya tujuan--yaitu mengembalikan ketenangan jangka panjang dengan mengatasi serangan Hamas dan kelompok teroris lain di Jalur Gaza," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Menteri Kesehatan Gaza menyatakan bahwa setidaknya 160 warga Palestina, termasuk di antaranya 135 warga sipil dan 30 anak terbunuh selama perang enam hari dan lebih dari 1.000 orang terluka.

Tekanan internasional kepada kedua pihak untuk menghentikan serangan meningkat dengan Dewan Keamanan PBB menyeru penghentian perang.

Namun Israel menyambut dingin seruan untuk melakukan gencatan senjata dan menyebut serangan terkini kepada Hamas sebagai cara terbaik untuk menjamin kembalinya keamanan dalam jangka yang panjang.

Israel menyatakan invasi ke Gaza tetap menjadi pilihan dan telah memobilisasi lebih dari 30.000 tentara cadangan. Sampai sekarang kebanyakan serangan dilakukan dari udara dan telah menghantam sekitar 1.200 sasaran. (Uu.G005)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014