Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah insan olahraga sepakat kejayaan cabang bulu tangkis Indonesia harus dikembalikan melalui perombakan di beberapa segi.

Mantan Juara Dunia Icuk Sugiarto mengharapkan prestasi bulu tangkis Indonesia tidak merosot lagi, dengan meningkatkan kualitas pemain.

"Menurut saya perekrutan pelatih harus ketat, tidak bisa orang yang tanpa seleksi tiba-tiba jadi pelatih," kata Icuk dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diprakarsai Kemenpora di gedung latihan bulu tangkis PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu.

"Harus ada standardisasi perekrutan pelatih dan atlet," tambahnya.

Sementara itu Ketua bidang pengembangan PBSI Basri Yusuf menyoroti perlunya pendataan parameter fisik pemain.

"Pemain harus benar-benar dipantau parameter fisiknya, perlu di tes, rangking poin diambil, sehingga didapat pemain remaja yang akan menjadi andalan di masa depan," tambahnya.

Sementara Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Djoko Pekik yang membuka diskusi bulu tangkis itu berharap ini bisa menjadi diskusi menarik yang nantinya bisa menjadi masukan untuk kebangkitan olahraga bulutangkis di Indonesia.

Dalam akhir-akhir ini memang fluktuasi prestasi bulu tangkis di Indonesia mengalami naik turun, padahal bulutangkis sendiri pernah menjadi olahraga kejayaan Indonesia.

"Saya ingin dari FGD ini kita memulai sesuatu diskusi yang nantinya bisa memberi masukan dari para pakar, pelatih atau pengurus untuk mendorong kejayaan kembali bulu tangkis Indonesia. Karena saya ingin bicara Indonesia orang langsung teringat dengan bulutangkis kita," kata Joko Pekik.

Pada diskusi sehari itu juga hadir Direktur Sport Science Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Dr Hari Setiono Mpd, para pengurus, pelatih, dan pemain Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI).

"FGD hari ini adalah sebuah kegiatan santai yang akan membicarakan dan memberi masukan untuk membangun sama-sama bulu tangkis Indonesia untuk ke depan lebih maju. Kita lihat prestasi olahraga kita di olimpiade memang cukup prihatin dengan menduduki peringkat 63 dunia. Bulu tangkis termasuk mengalami kemerosotan.

Diproritaskan lima cabor untuk olimpiade di Brasil, salah satunya adalah Bulu tangkis. Sejak 2010 Indonesia membawa pulang satu emas di Guangzhou, 2011 membawa pulang lima emas di Indonesia, 2012 tradisi medali tidak ada, 2013 membawa tiga emas di Myanmar.

"Target di Asian Games Korea Selatan nanti kita minimal dua emas. Saya harap diskusi yang diselenggarakan oleh Kemenpora ini bisa terus berlanjut dan memberikan manfaat yang baik untuk kemajuan olahraga Indonesia," tambahnya.

Pada diskusi itu Prof. Dr Hari Setiono Mpd memberikan saran agar memikirkan dan mencari formula yang baik bagi para pelatih dan ofisial tim untuk mengembalikan pemulihan atlet yang akan bermain dengan padatnya pertandingan.

Salah satunya di bulan Agustus akan bermain di Kejuaraan Dunia dan fokus di Asian Games bulan September.

"Saya kira itu perlu untuk dipikirkan, dan tim pelatih harus memiliki strategi dan jelih dalam mengambil keputusan. Saya juga ingin penerapan dan penggunaan sport science harus lebih di maksimalkan," kata Hari Setiono.

(A020/T007)

Pewarta: Aris Budiman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014