Aljir (ANTARA News) - Lebih dari 5.000 warga Aljazair telah dipulangkan dari negara tetangganya Libya karena situasi keamanan yang memburuk di negara itu, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Aljazair Abdelaziz Benali Cherif Sabtu.

"Kementerian telah menginstruksikan Kedutaan Aljazair di Tunis dan konsulat di Gafsa dan Kef, Tunisia, untuk membantu warga negara Aljazair yang ingin kembali dari Libya," kata Cherif kepada wartawan, seperti dilaporkan KUNA.

Dia menambahkan bahwa Aljazair telah menerima ribuan warga Libya dan warga negara lain yang melarikan diri dari konflik bersenjata melalui penyeberangan perbatasan Ras Ajdir, Tunisia timur.

Pada Mei, Aljazair menarik kembali duta besarnya dan semua staf diplomatik dari Tripoli, ibu kota Libya, sebagai akibat dari pertempuran yang terus berlanjut.

Libya terperosok ke lingkaran perang saudara yang "jauh lebih buruk" daripada kerusuhan yang menggulingkan diktator Moamer Gaddafi pada tahun 2011, kata penduduk yang melarikan diri dari negara itu, Sabtu.

"Kami telah melalui (perang) sebelumnya, dengan Gaddafi, tetapi sekarang itu jauh lebih buruk," kata Paraskevi Athineou, seorang wanita Yunani yang tinggal di Libya, kepada AFP.

"Kekacauan dalam memerintah. Tidak ada pemerintah, kita tidak punya makanan, tidak ada bahan bakar, tidak ada air, tidak ada listrik selama berjam-jam," katanya.

Athineou adalah bagian dari kelompok 186 orang yang dievakuasi dari Tripoli oleh kapal angkatan laut Yunani yang mencapai pelabuhan Piraeus Sabtu pagi.

Selain 77 warga negara Yunani, ada 78 warga Tiongkok, 10 orang Inggris, 12 Siprus, tujuh Belgia, satu Albania dan Rusia.

Di antara mereka adalah beberapa diplomat, termasuk duta besar Tiongkok untuk Libya.

(Uu.H-AK)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014