Amman (ANTARA News) - Utusan Khusus Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Suriah, Martin Griffith, Rabu membahas perkembangan baru krisis Suriah dengan Menteri urusan Rekonsiliasi Nasional Suriah Ali Haidar.

Kedua pihak menegaskan perlunya menyiapkan kebijakan internasional yang jelas untuk memerangi terorisme, kata Kantor Berita Negara SANA.

Menteri Suriah menyerukan kepada utusan PBB untuk membantu membangun kepercayaan dan bekerja dengan kementerian negara untuk mendukung rekonsiliasi.

Haidar mengatakan bahwa Eropa harus menyadari latar belakang budaya dan sejarah Suriah, mencatat bahwa apa yang saat ini dibutuhkan adalah menciptakan suasana kondusif untuk tujuan dialog, dan melibatkan spektrum yang luas dari masyarakat Suriah dalam proses rekonsiliasi.

Sementara itu, Griffith menekankan perlunya mempersiapkan rencana kerja untuk proses rekonsiliasi.

Setelah pertemuan itu, Haidar mengatakan bahwa negaranya adalah tempat memerangi terorisme sebagai prioritas utama, dan mekanisme harus ditetapkan untuk satu proyek bersama untuk menghadapi terorisme.

Di lapangan, tujuh warga Suriah, termasuk seorang anak, tewas akibat penembakan oleh pasukan rezim di kota Doma, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

Di Gubernuran Deir Ezzur, pesawat tempur rezim menyerbu gedung kota yang dikuasai oleh Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS/IS) dan digunakan sebagai kamp tahanan.

Serangan udara menewaskan lima pejuang ISIS, melukai beberapa orang lain dan menyebabkan pelarian puluhan tahanan, menurut SOHR.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014