Jakarta (ANTARA News) - Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Katolik Atmajaya Clara Linggaputri Benarto menilai perlu sertifikasi bagi sumber daya manusia bidang logistik menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.

"Perlu uji kompetensi untuk sumber daya manusia yang bekerja di rantai logistik, terutama pada era MEA 2015," katanya pada seminar nasional tentang Sistem Logistik Nasional di Jakarta, Rabu.

Seminar bertema "Pembenahan Sistem Logistik Nasional" yang digelar LKBN Antara di Wisma Adhyana itu, membahas tentang kesiapan logistik Indonesia menghadapi MEA dan pasar bebas global.

Menurut Clara, persoalan sumber daya manusia (SDM) menjadi penting, sebab pada pemberlakuan pasar bebas ASEAN, tenaga kerja dari sembilan negara akan bebas masuk ke Indonesia.

"Termasuk tenaga kerja bidang logistik, pekerja yang berada di pelabuhan bagaimana kompetensinya, masih dipertanyakan," ucapnya.

Badan Pengurus Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) ini mengatakan pada pemberlakuan MEA, perusahaan logistik akan menetapkan standar kapasitas tenaga kerja.

Dengan kondisi SDM di Indonesia yang belum teruji kompetensinya maka posisi mereka rawan tergeser tenaga kerja asing.

"Belum lagi kendala bahasa, pekerja di pelabuhan-pelabuhan juga harus bisa menguasai bahasa internasional," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah harus segera mempersiapkan SDM logistik dan pendirian bidang studi logistik di beberapa perguruan tinggi menjadi salah satu langkah strategis.

Seminar nasional ini dibuka Menteri Perindustrian MS Hidayat yang mengajak semua pihak bersiap menghadapi MEA pada 2015.

"Jangan anggap enteng MEA 2015 karena daya saing Indonesia di tingkat ASEAN saja masih berada pada posisi lima atau enam," tuturnya.

Seminar tersebut juga menghadirkan empat pemateri yakni Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Ekonom Senior Bank Dunia Sjamsu Raharja, Ketua Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas I Made Tangkas Dana dan Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerja Sama Ekonomi Internasional PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti.

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014