Pemikiran saya terdapat dua pendekatan elemen penting dalam kebijakan Indonesia terkait perubahan iklim masing-masing kerjasama multilateral dan sejumlah aksi di tingkat nasional yang tepat untuk menghadapi tantangan yang ada,"
New York (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang pararel KTT Iklim yang berlangsung di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) pagi waktu setempat atau malam waktu Jakarta menyampaikan kembali komitmen Indonesia terhadap upaya memelihara lingkungan termasuk mengantisipasi perubahan iklim.

Menjadi pembicara kesebelas dalam sidang pararel bertema National Actions and Ambitition Announcements yang dipimpin oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon di ECOSOC Chamber, Kepala negara menyampaikan mengenai langkah-langkah yang sudah diambil oleh pemerintah Indonesia dalam partisipasi untuk menghadapi perubahan iklim melalui kebijakan nasional.

"Pemikiran saya terdapat dua pendekatan elemen penting dalam kebijakan Indonesia terkait perubahan iklim masing-masing kerjasama multilateral dan sejumlah aksi di tingkat nasional yang tepat untuk menghadapi tantangan yang ada," kata Presiden.

Presiden mengatakan dalam kerjasama multilateral, Indonesia memandang bahwa semua pihak harus meningkatkan effort untuk menghasilkan kesepakatan yang mengikat terkait kerangka kerja perubahan iklim 2020.

"Saya menggarisbawahi bahwa kesepakatan harus juga mengait dengan mitigasi, adaptasi dan kerangka kerja untuk implementasi," paparnya.

Ia menambahkan,"kita harus meningkatkan upaya kita agar dapat menghasilkan perjanjian mengenai perubahan iklim di Paris tahun depan."

Indonesia sendiri, menurut Yudhoyono memiliki sejumlah strategi untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

"Pertama adalah secara sukarela menetapkan pengurangan emisi gas rumah kaca 26 persen pada 2020. Dimana target itu bisa meningkat menjadi 41 persen dengan dukungan internasional," tegasnya.

Langkah kedua yang diambil Indonesia adalah mengurangi emsisi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.

"Ketiga kami terus mengeksplorasi potensi blue carbon ekosistem yang bisa membantu upaya global untuk menahan kenaikan suhu bumi rata-rata dua derajat," kata Presiden.

Sementara langkah keempat Indonesia adalah telah menandatangani amandemen Doha untuk Kyoto Protocol.

KTT Iklim sendiri ditujukan untuk melibatkan para pemimpin dunia dalam memajukan aksi-aksi dan ambisi terkait isu iklim. Pada pembukaan KTT Iklim di Plennary Hall, diisi dengan sambutan Sekjen PBB Ban Ki-moon, Walikota New York Bill de Blasio, Ketua IFCC Rajendra Pachauri, al Gore, Li Bingbing, Leonardo de Caprio selaku utusan khusus PBB untuk perdamaian serta aktivis Kathy Jetnit-Kijiner.(*)

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014