KBRI Sanaa menampung gelombang pertama pengungsian sebanyak 72 orang terkait pertempuran di Sanaa,"
Kairo (ANTARA News) - Sebanyak 72 warga negara Indonesia (WNI) diungsikan di KBRI Sanaa akibat konflik bersenjata yang menewaskan sedikitnya 200 orang dalam dua pekan terakhir di ibu kota Yaman, Sanaa.

"KBRI Sanaa menampung gelombang pertama pengungsian sebanyak 72 orang terkait pertempuran di Sanaa," kata siaran pers KBRI Sanaa yang diterima Antara di Kairo, Jumat.

Kementerian Kesehatan Masyarakat dan Kependudukan Yaman melaporkan dalam pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah di ibu kota Yaman sejak 16 September lalu menewaskan sedikitnya 200 orang dan 461 orang lagi mengalami cidera.

Meskipun satu perjanjian damai telah ditandatangani pada 21 September 2014 oleh pemerintah, partai-partai politik dan pemberontak Al Houthi, namun keamanan belum kondusif.

"Belum dapat diperkirakan kapan tepatnya keadaan akan kembali normal," katanya.

Disebutkan, KBRI senantiasa berupaya melakukan tindakan pencegahan dan meningkatkan kewaspadaan serta kesiapan WNI untuk menghadapi segala potensi ancaman keamanan.

"Ancaman keamanan itu selain berupa konflik bersenjata antara pasukan pemerintah dan pemberontak, juga ancaman penculikan dan aksi kekerasan, baik bermotif politis maupun kriminal," katanya.

Sehubungan dengan perkembangan kondisi politik dan keamanan tersebut, KBRI Sanaa mengambil langkah pencegahan, antara lain menyediakan pelayanan hotline 24 jam dengan nomor kontak +9677738115555.

Di samping itu, menyediakan tempat perlindungan WNI di KBRI dan Wisma Duta, menyiapkan transportasi darat untuk evakuasi darurat, dan juga penyediaan bahan makanan serta kebutuhan pokok lainnya.

Duta Besar RI untuk Yaman, Wajid Fauzi, mengimbau semua WNI di negeri paling selatan Jazirah Arab itu untuk terus waspada dan mengantisipasi perkembangan yang terjadi guna melindungi diri dan keluarga. (M043/R010)

Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014