Bila pers salah satu tugasnya menciptakan transparansi informasi publik, maka industri pers juga harus berani transparan"

Denpasar (ANTARA News) – Perusahaan pers yang pemberitaannya membedah berbagai kasus untuk kepentingan masyarakat harus transparan menginformasikan majemen industrinya kepada publik, kata Direktur Ethical Journalism Network (EJN) Aidan White.

"Pers tidak boleh menjadi bagian dari masalah yang menjadi semangat kejujuran jurnalisme. Pers juga harus terbuka atas informasi manajemennya sebagai industri untuk menjaga kepercayaan publik," ujarnya dalam Bali Media Forum (BMF) keenam di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Sekretaris Jenderal International Federation Journalist (IFJ) periode 1987-2011 itu menilai, salah satu pelanggaran kode etik jurnalistik yang jarang mendapatkan perhatian adalah transparansi perusahaan pers dalam menjalankan bisnisnya.

"Kode etik jurnalistik memang lebih sering membicarakan hal-hal berkaitan dengan teknis berjunalisme. Padahal, bisnis yang dijalankan perusahaan pers akan banyak menentukan sejauh mana kode etik ini diterapkan," kata wartawan kelahiran Irlandia Utara, 1951, itu.

Penulis buku "To Tell You the TRUTH: the Ethical Journalism Initiative (2008)" ini menilai, wartawan yang perusahaan persnya menjalankan bisnis secara transparan ke publik akan lebih profesional dalam menjalani profesinya karena tidak memiliki beban menyembunyikan informasi internal.

White juga menekankan, publik yang semakin dimudahkan untuk mengakses informasi berbasis Internet akan menempatkan perusahaan pers pada gilirannya akan diaudit, baik nilai jurnalisme maupun bisnisnya.

"Selama ini internal pers lebih sering menekankan kode etik yang melarang plagiarisme dan berita bohong,  perlindungan narasumber tertentu, serta sejumlah kaidah profesinya untuk kepentingan publik. Namun, pers kurang sering membuka mekanisme industri yang dijalankan," ujarnya.

Oleh karena itu, pers juga perlu menginformasikan kepada publik mengenai bagaimana prinsip-prinsip jurnalisme di meja redaksi, pemasaran, teknologi informasi dan pendanaan operasionalnya.

"Bila pers salah satu tugasnya menciptakan transparansi informasi publik, maka industri pers juga harus berani transparan," demikian Aidan White.

BMF keenam diselenggarakan Dewan Pers Indonesia, Thomson Foundation, Institute for Peace and Democracy dan EJN, dengan antara lain melibatkan peserta dari wartawan, perusahaan pers, lembaga swadaya masyarakat, serta media watch mancanegara.



Pewarta: Priyambodo RH
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014