Jakarta (ANTARA News) - Penari solo Ramon Martinez Rama menari energik, lincah menggerakkan kakinya yang berbalut sepatu berhak, yang menimbulkan suara ketukan berirama ketika beradu dengan lantai.

Miguel Angel Soto "Londro" dan Javier Rivera mengiringi dia menari dengan nyanyian dalam pagelaran Flamenco bertajuk "Caprichos del Tiempo" (Whims of Time) di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (8/10) malam.

Kedua penyanyi itu mengalunkan lagu berbahasa Spanyol dengan musik yang terdengar bernuansa Arab serta bertepuk tangan dan menghentakkan kaki. Mereka juga menggoda penari dengan berteriak "aleeee" atau "oleeee".

Suara kedua vokalis berpacu dengan suara petikan gitar Jesus Torres dan Juan Requena serta bunyi permainan perkusi Jose Carrasco, yang memainkan alat musik itu dengan tempo berpindah-pindah dari cepat ke lambat dan sebaliknya.

Karakter masyarakat Spanyol yang ekspresif tercermin dalam tari Flamenco yang dibawakan oleh Isabel Bayón Dance Company itu.

Flamenco memainkan perasaan penonton dengan gerakan yang kadang maskulin, dan kadang menggoda, dengan adegan membuka baju, goyangan pinggul serta jentikan jari penari ke penonton.

Namun flamenco juga menampilkan keanggunan, dengan gerakan tangan dan permainan jemari gemulai, dan gerakan berputar dengan bertumpu pada ujung kaki seperti penari balet.

Martinez Rama mengatakan flamenco tidak memiliki pakem gerakan, ia bergerak dengan improvisasi sesuai dengan irama musik.

"Kalau gerakan tidak ada keharusan, improvisasi saja, yang penting ekspresif. Saya menari juga tergantung feeling," katanya usai pertunjukan yang berulang kali mendapat tepukan tangan dari para penonton yang menyaksikannya dengan antusias.


Ekspresi Perasaan

Duta Besar Spanyol untuk Indonesia Fransisco Jose Viqueira Niel mengatakan flamenco menunjukkan karakter Spanyol, menampilkan ekspresi masyarakat kerajaan itu.

"Kami adalah orang yang sangat emosional. Meskipun kami rasional, kami tetap emosional. Kami tidak malu menunjukkan apa yang sedang kami rasakan. Dan semua itu tampak dalam flamenco," katanya.

Ia menjelaskan, tarian flamenco berasal dari kelas pekerja di Spanyol sehingga nuansanya kuat dan penuh semangat.

Namun kini tarian itu telah diterima secara universal di berbagai kalangan, bahkan telah menjadi tarian khas Spanyol.

Flamenco, menurut dia, juga sangat cocok dengan budaya masyarakat Indonesia yang juga pandai mengekspresikan perasaan.

"Saya rasa Indonesia memiliki karakter yang sama dengan kami. Mereka penuh semangat dan tidak sulit menunjukkan ekspresi," katanya.

Oleh Dyah Dwi Astuti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014