Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, pembayaran kompensasi pemondokan untuk 17.224 orang jemaah haji yang tinggal jauh dari wilayah Markaziyah, Madinah, hingga kini masih terus berlangsung.

Proses pembayaran kepada jemaah tersebut masih terus berlangsung di pemondokan, kata Lukman Hakim kepada pers di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Jumat, setibanya dari tugas sebagai amirul haj.

Menteri dengan didampingi sejumlah pejabat Kemenag di ruang VIP Bandara Soekarno-Hatta menyatakan, dari seluruh rangkaian penyelenggaraan ibadah haji berlangsung baik. Hanya saja penempatan jemaah haji di Madinah, tercatat 41 kelompok terbang (Kloter) atau 17.224 orang menempati pondokan yang jauh dari wilayah Markazyah.

Akibat dari itu, jemaah haji Indonesia tinggal jauh dari pondokan dan merasa tidak nyaman karena untuk melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi jaraknya jauh. Hal itu disebabkan masmuah atau pihak konsorsium tidak mengindahkan kesepakatan awal, atau ingkar janji dari kontrak yang sudah ditandatangani.

Sebagai dampak dari itu, kata Lukman Hakim, pihaknya minta pihak konsorsium pemondokan di Madinah untuk mengganti kerugian yang dialami jemaah haji Indonesia itu. Setiap orang, lanjut dia, sebagai bentuk pertanggungjawaban jemaah ditempatkan di wilayah yang tidak semestinya itu, harus mengganti sebesar 300 real per orang.

"Proses pergantian masih terus berlangsung," kata Lukman lagi.

Menag yang berada di Tanah Suci selama 14 hari pada musim haji 1435 H/2014 M, mengaku bahwa penempatan jemaah haji di Mekkah jauh lebih baik. Karena itu, untuk penempatan jemaah haji di Madinah akan dievaluasi dan menyontoh seperti di Mekkah. Kontrak pondokan di Mekkah dilakukan secara langsung kepada pemilik hotel. Sedangkan di Madinah, sekarang ini dilakukan melalui konsorsium atau mazmuah.

Lukman juga menjelaskan tentang banyaknya jemaah haji yang meninggal, yang sampai saat ini sudah mencapai 170 orang. Untuk ke depan, harus dievaluasi dari sisi istitoah, dari segi kemampuan bukan semata dari aspek kemampuan finansial dan lainnya. Ini penting, jangan sampai dari tahun ke tahun jumlah jemaah wafat terus meningkat.

Ia pun mengakui menjelang kembali ke Tanah Air sempat membahas kuota haji Indonesia dengan Menteri Haji Saudi. Daftar antrean haji Indonesia makin panjang, dan perlu dicarikan solusinya. Salah satunya minta tambahan kuota haji dan dapat mengisi kuota haji dari negara lain yang kuotanya tak terserap.

Mengenai berapa banyak kuota haji negara lain tak terserap, Lukman tak tahu jumlahnya. Namun upaya itu sudah disampaikan, termasuk permintaan perbaikan fasilitas di Arafah, seperti AC, toilet. Juga di Mina minta dibangun toilet bertingkat.

Wilayah Mina dari dulu tetap tak bertambah, karena itu perlu dibangun toilet bertingkat, kata Lukman Hakim.

(E001/N005)

Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014