...makanan dan kerajinan kami semuanya buatan tangan,..."
Akita (ANTARA News) - "Ohayou gozaimasu, kēki o ajiwatte kudasai (Selamat pagi, silakan dicicipi kuenya)".

Nenek penjual kue menawarkan dagangannya pada rombongan pengunjung yang mendatangi lokasi wisata sejarah Perumahan Samurai di Kakunodate, Kota Semboku, Prefektur Akita, Jepang.

Rombongan itu lebih dari 100 orang, dan tiap wisatawan mendapatkan satu kue kering khas penganan lokal untuk dicicipi secara cuma-cuma.

Berjalan sedikit lebih ke dalam komplek wisata, pedagang kue lain kembali menyodorkan sepotong kecil kue kering dengan gratis.

Sapaan "selamat pagi" tak henti terdengar selama rombongan wisatawan dari Indonesia berjalan melewati deretan pedagang makanan dan cinderamata di komplek wisata Kakunodate.

"Kami menyambut para wisatawan yang datang ke sini dengan hati yang hangat, itulah yang menjadi ciri khas Kota Semboku di bidang pariwisatanya," kata Wali Kota Semboku Kadowaki Mituhiro.

Kadowaki memberi contoh dengan langsung menanyakan kepada wisatawan bagaimana sikap para pedagang ketika masuk ke komplek wisata Kakunodate.

Ucapan selamat pagi, kue gratis, dan ajakan berbelanja yang dilontarkan beserta senyum oleh para pedagang sudah menyambut sejak pertama kali datang.

Komplek perumahan peninggalan samurai di Kakunodate ini merupakan salah satu objek wisata yang banyak mengundang wisatawan.

Di wilayah ini terdapat berbagai rumah peninggalan samurai mulai dari kasta terendah hingga kasta tertinggi.

Arsitektur rumah khas Jepang pada Zaman Edo menjadi daya tarik karena keunikannya.

Kompleks perumahan peninggalan samurai ini bukan satu-satunya magnet untuk wisatawan.

Kearifan lokal masyarakat setempat dan produk industri penganan lokal khas Semboku menjadi andalan di sini.

"Produk-produk makanan dan kerajinan kami semuanya buatan tangan, rasanya enak dan Anda bisa melihat proses produksinya," kata Kadowaki.

Selain itu, keberadaan sejumlah festival budaya yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya di Kota Semboku juga diperhitungkan sebagai tontonan menarik oleh para wisatawan.

"Ada sekitar enam juta wisatawan yang datang ke Semboku setiap tahunnya," ujar Kadowaki.

Kota Semboku merupakan kota kecil dengan luas wilayah 1.094 kilometer persegi yang dikelilingi oleh pegunungan.

Kota yang termasuk dalam Prefektur Akita ini memiliki suhu yang lebih dingin dari Tokyo.

Jika pagi di Ibu Kota Jepang itu mencapai 17 derajat celcius, di Semboku bisa mencapai tujuh derajat celcius.

Berpetak-petak sawah padi terbentang di tepi-tepi jalan. Hutan cemara terlihat mengepung kota dari kejauhan.

Terdapat pula danau terdalam di Jepang bernama Danau Tazawa dengan kedalaman 423 meter.

Danau itu merupakan danau kaldera yang berada di tengah gunung.

Naik lagi ke atas, dapat ditemukan jalur ski yang akan ramai dikunjungi saat musim salju.

Naik beberapa kilometer lagi, akan ditemukan pemandian air panas alami yang berasal dari belerang pegunungan.


Kerja sama Swasta dan Pemerintah

Wali Kota Semboku mengatakan dirinya menjalin kerja sama oleh pihak swasta dalam memajukan objek pariwisata.

"Jadi di Semboku ini ada Asosiasi Pariwisata Semboku yang dikelola oleh pihak swasta. Pemerintah daerah Semboku bekerja sama dengan asosiasi dalam meningkatkan kualitas objek pariwisata," kata Kadowaki.

Kadowaki mengatakan, setiap tahunnya selalu diadakan minimal satu fasilitas wisata baru.

Ia mencontohkan pada musim semi 2015 mendatang akan dibangun satu rumah samurai.

Selain itu, pusat proses industri penganan lokal juga akan dibangun guna meningkatkan minat wisatawan.

Fasilitas lain seperti hotel juga diperhitungkan untuk memudahkan pelancong.

Khusus di lokasi wisata komplek perumahan peninggalan samurai di Kakunodate, pemerintah daerah Kota Semboku melakukan pemugaran rumah-rumah bersejarah tersebut secara rutin.

"Setiap tahun dianggarkan 30 juta yen (setara Rp3,4 miliar) untuk rehabilitasi objek wisata," kata Kadowaki.

Namun, ia menekankan, kearifan masyarakat lokal dengan keramahan hati dalam menyambut pengunjung adalah kunci utama agar para wisatawan datang kembali berplesir di Kota Semboku.

Sepintas terbesit, apa yang dilakukan oleh masyarakat Semboku ini tak beda dengan kearifan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta di Indonesia.

Komplek perumahan samurai itu seperti komplek Keraton atau jalan Sosrowijayan dengan arsitektur rumah-rumah zaman dahulu.

Warga asli Yogyakarta pun terkenal dengan keramahannya. Yang membuat kota istimewa itu memiliki slogan; Yogyakarta, Kota Berhati Nyaman.

"Satu yang penting, Semboku dikenal dengan keramahan dan kehangatan hati masyarakatnya dalam menerima pengunjung," kata Wali Kota Semboku.

Oleh Aditya Ramadhan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014