Banda Aceh (ANTARA News) - Petani tambak di Banda Aceh mengharapkan pemerintah membangun "hatchery" (pembenihan) kepiting di Provinsi Aceh, untuk memenuhi kebutuhan benih yang terus meningkat untuk pembudidayaan komoditas ekspor tersebut.

Kami sangat berharap pemerintah mendirikan hatchery kepiting, karena kebutuhan benih untuk pembudidayaan kepiting di Aceh cukup besar," kata Herlen Munsyah, petambak kepiting lunak (sangkak) di Banda Aceh, Minggu.

Ia mengatakan, budidaya kepiting sangkak di Aceh, khususnya di Banda Aceh terus berkembang seiring dengan meningkatkan permintaan pasar ekspor, namun petani sepertinya kesulitan untuk memperoleh benih.

Selama ini petani membeli benih dari hasil tangkapan nelayan di alam bebas, bukan hasil pembenihan, sehingga dikhawatirkan akan mengalami kesulitan benih di kemudian hari.

Dikatakan, seandainya ada hatchery kepiting, maka kebutuhan benih bisa teratasi bila permintaannya besar.

Ia memperkirakan, permintaan benih kepiting bakal terus bertambah, karena budidaya kepiting sangkak tersebut terus berkembang, mengingat permintaan terhadap salah satu komoditas perikanan di pasar luar negeri juga meningkat.

Herlen menyatakan, untuk di kawasan tambak di Desa Lamjabat yang hanya belasan petambak saja kini terdapat 40 ribu basket atau 40 ribu ekor benih kepiting untuk sekali tanam selama 20 hari, belum lagi tambak yang ada di daerah lainnya di Banda Aceh atau di seluruh Aceh.

"Jadi, saya rasa prospek benih kepiting di Aceh ini cukup bagus, karena memang kebutuhannya juga terus meningkat," ujarnya.

Ia mengakui, sebenarnya petambak di Aceh ingin melakukan penambahan basket, tapi karena terkendala bibit, sehingga sulit dilakukan.

Dikatakan, pasaran ekspor kepiting sangkak cukup bagus, bahkan petambak di Aceh belum mampu memenuhi permintaan luar negeri yang diperkirakan mencapai 20-50 ton/bulan.

"Petambak Aceh belum mampu memenuhi permintaan pasar luar negeri, sehingga kami ekspor kepiting sangkak harus melalui pengusaha Medan, Sumatera Utara," katanya.

Dikatakan, produksi kepiting sangkak di Banda Aceh hanya berkisar 5-10 ton/bulan," katanya.

Mengenai harga, menurutnya, cukup baik, karena terus mengalami kenaikan dan saat ini mencapai 142.000/Kg di Medan, sedangkan pasaran lokal Rp150.000/Kg. Untuk kepiting kualitas dua sekitar Rp100 ribu/Kg.

Pewarta: Heru Dwi S.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014