Baghdad (ANTARA News) - Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membunuh paling tidak 23 warga kabilah Arab saat menyerang wilayah Ramadi, kata seorang pemimpin kabilah dan seorang perwira polisi seperti dikutip AFP.

Beberapa bagian dari Ramadi, ibukota provinsi Anbar, sudah di luar kendali pemerintah sejak Januari lalu.  ISIS melancarkan serangan dahsyat dengan melakukan serangan bom, bom mobil dan serangan bersenjata selama berjam-jam dari empat arah dalam upaya memperluas pendudukannya.

Sampai Sabtu ini, sebagian besar pertempuran itu sudah berakhir, namun bentrok masih terjadi di Ramadi selatan, yang jaraknya 100 km dari Baghdad.  Salah satu dari pusat konsentrasi penduduk terbesar di Anbar masih dikuasai pemerintah.

Kapten polisi Qaysar al-Hayani mengatakan militan ISIS telah mengepung para pejuang suku Albu Mahal dan Albu Fahad di Al-Sijariyah, sampai suku-suku kehabisan amunisi, lalu mereka mengeksekusi 23 warga kedua suku ini.

Sheikh Omar al-Alwani, pangliam suku-suku yang memerangi ISIS mengatakan sekitar 15 militan ISIS menyusup ke Al-Sijariyah, yang berada di bagian timur  Ramadi, dengan berpura-pura sebagai mahasiswa dari suatu tempat.

Ke-15 militan ISIS ini tak bersenjata ketika mereka masuk ke wilayah ini namun kemudian dipersenjatai oleh para pengkhianat suku dan menyerang kedua suku itu, dengan menewaskan 25 anggota kabilah Albu Fahad, kata Alwani.

Baik Alwani maupun Hayani mengatakan bahwa Al-Sijariyah berhasil direbut kembali dengan menewaskan sekitar dua lusinan petempur ISIS.

Kementerian pertahanan Irak menerbitkan penyatakan kepada Al-Sijariyah bahwa bentrok terjadi antara pasukan keamanan, suku-suku dan para milisi di satu pihak, melawan ISIS di pihak lain.

Alwani mengatakan pertempuran juga terjadi Sabtu ini di Al-Hoz, di selatan  Ramadi, sedangkan serangan lainnya oleh para militan berhasil dihalau, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014