Kami mengucapkan selamat atas pembukaan pabrik pertama ini. Perusahaan ini akan menciptakan nilai tambah baik terhadap industri pertambangan, maupun perekonomian,"
Surabaya (ANTARA News) - Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto meresmikan pabrik pertama PT Dywidag-Systems International (DSI) , yang memproduksi friction bolt, yakni bahan yang digunakan untuk menahan dinding tambang bawah tanah.

"Kami mengucapkan selamat atas pembukaan pabrik pertama ini. Perusahaan ini akan menciptakan nilai tambah baik terhadap industri pertambangan, maupun perekonomian," kata Harjanto saat memberikan sambutannya pada acara peresmian pabrik tersebut di Gresik, Jatim, Selasa.

Harjanto mengatakan, pendirian pabrik dengan nilai investasi Rp60 miliar tersebut berkaitan dengan kesepakatan pemerintah yang meminta PT Freeport Indonesia untuk memperbanyak pengadaan dari dalam negeri.

"Nilai pengadaan Freeport kurang lebih 1,2 miliar dollar AS. Itu pemerintah berharap ada 'spending' yang diberikan untuk Indonesia. Kami maunya ada local procurement, local content, sehingga bisa menyerap lapangaan kerja," ujar Harjanto Menurutnya, produk yang dibuat DSI dengan teknologi Jerman tersebut belum dapat disediakan oleh industri dalam negeri, sehingga pemerintah menganggap pembangunan pabrik ini penting bagi industri pertambangan ke depan.

Sementara itu, CEO PT DSI Patrik Nolaker mengatakan, kapasitas produksi pabrik seluas 2,5 hektar tersebut mencapai 1,2 juta friction bolt per tahun dengan tipe panjang yang berbeda, yaitu untuk friction bolt sepanjang 2,4meter dan 3meter.

Patrik mengatakan, pasar terbesar DSI saat ini adalah PT Freeport Indonesia, yang mencapai 75 persen dan sisanya diproduksi untuk empat perusahaan lain, termasuk PT Aneka Tambang.

"Dengan adanya permintaan dari Freeport, merupakan suatu keuntungan bagi kami, yang membuat produk kami dapat masuk ke pasar Indonesia," kata Patrik.

Patrik menilai, pertambangan bawah tanah di Indonesia berkembang baik dan ia berharap pendirian pabrik tersebut akan semakin lancar, sehingga rencana perusahaan untuk ekspansi pabrik dapat terealisasi.

"Pendirian pabrik pertama pasti tantangannya lebih besar. Kami akan berbicara soal ekspansi sekitar beberapa juta dollar ke depannya," ujar Patrik.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014