Jakarta (ANTARA News) - Tanggal 26 Desember di setiap tahunnya hampir setiap pasang mata penggemar sepak bola di seluruh dunia bakal tertuju pada satu titik, Inggris.

Pasalnya, para pemain bola yang dikontrak klub-klub Liga Inggris harus berjibaku di lapangan hijau, setelah sehari sebelumnya sebagian dari mereka yang harus melakoni laga tandang melewatkan perayaan Hari Natal di hotel tempat tim menginap.

Liga Inggris menjadi satu-satunya dari enam kompetisi sepak bola domestik paling top di Benua Biru yang menggelar pertandingan disela suasana perayaan Hari Natal dan pergantian tahun.

Musim ini tiga liga top Eropa lainnya, yakni La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman dan Eredivisie Belanda, sudah memungkasi pertandingan jelang libur musim dingin pada 22 Desember 2014 lalu, sementara Ligue 1 Prancis dan Liga Italia Serie A menyudahi laga pamungkas jelang liburan sehari lebih awal, 21 Desember 2014.

Durasi libur musim dingin juga cukup beragam, dengan La Liga Spanyol yang terpendek di antara empat liga top Eropa lain tersebut. Dua nama besar yang selalu diingat kala menyebut La Liga, Cristiano Ronaldo dari Real Madrid dan Lionel Messi dari Barcelona, harus segera bertanding pada 3 Januari 2015 mendatang.

Kemudian secara beruntun akan kembali bergulir Serie A pada 6 Januari 2015, Ligue 1 Prancis pada 10 Januari 2015, dan Eredivisie pada 17 Januari.

Bundesliga tahun ini memberikan libur musim dingin terpanjang di antara liga-liga sepakbola Eropa top lainnya, yakni melebihi satu bulan lamanya, sebab setelah laga pekan ke-17 pada 21 Desember 2014 Bayern Muenchen dan para pesaingnya baru kembali berlaga pada 31 Januari 2015.

Sementara di liga-liga lain para pemain menikmati suasana perayaan Natal bersama keluarganya, para pesepakbola di Liga Inggris harus berlari di tengah suhu dingin yang biasanya menghinggapi kawasan Britania Raya selama bulan Desember-Januari.

Sebetulnya, Liga Inggris bukan satu-satunya kompetisi olahraga yang berlangsung tepat pada Boxing Day, mengingat kompetisi sepak bola di negara-negara persemakmuran seperti Skotlandia dan Irlandia Utara juga menggelar pertandingan penuh pada hari tersebut.

Biasanya otoritas pengatur jadwal pertandingan akan mempertemukan tim-tim sekota, atau yang jarak lokasi antara keduanya dekat, demi menghindari para penggemar serta pemain melakukan perjalanan yang terlampau jauh.

Hal serupa juga digelar sejumlah kompetisi olah raga lain, seperti Liga Bola Basket Nasional Australia.

Hanya saja, Liga Inggris menjanjikan kesibukan dan kelelahan yang lebih, karena pengelola liga menjadwalkan setiap tim melakoni tiga laga dalam jangka waktu tujuh hari, yakni dari tanggal 26 Desember 2014 hingga 1 Januari 2015. Hal tersebut berulang dan terus berlangsung di kompetisi sepak bola tertinggi Inggris, baik pada era Football League maupun di era Premier League.

Akibat kesibukan tersebut, Boxing Day, yang sebetulnya merupakan tradisi pemberian hadiah dari atasan atau tuan kepada pekerja atau pelayannya sehari setelah Hari Natal kini lebih identik dengan pertandingan sepak bola di Liga Inggris.

Desember, bulannya mengeluh

Rangkaian tiga laga dalam jangka waktu tujuh hari di pengujung Desember dan awal Januari setiap musimnya, terus menerus menuai komentar dari legiun asing yang turut merumput di tanah Britania Raya.

Dari tahun ke tahun keluhan akan mulai menggaung di pengujung November, menyambut padatnya jadwal pertandingan bulan Desember terutama di sepertiga bulan terakhir.

Sedikitnya salah satu di antara sekian banyak media di Inggris sana, halaman olah raganya akan menampilkan keluhan pesepak bola maupun pelatih yang merasa waktunya tersita oleh kepadatan jadwal yang tidak manusiawi.

Ibarat kata, pesepak bola yang berlaga di Liga Inggris saat memasuki suasana liburan musim dingin pengujung tahun bak kuli tinta yang justru kesibukannya bertambah jelang perayaan hari-hari besar keagamaan.

Tak ada liburan musim dingin bagi pesepak bola di tanah Britania Raya, mereka dengan caranya sendiri seolah memberikan hadiah dalam suasana Boxing Day kepada kelas pekerja. Tentu 22 orang berjibaku memperebutkan bola dan berusaha menceploskannya ke gawang lawan bakal menjadi hiburan yang sangat digemari kelas pekerja.

Musim ini, keluhan pertama meluncur dari mulut seorang pelatih asing, Louis van Gaal. Pria Belanda yang kini menangani Manchester United, klub peraih gelar kompetisi tertinggi di Inggris terbanyak itu, mengeluhkan padatnya jadwal bulan Desember.

Menurutnya, membiarkan seorang pemain melakukan tiga laga dalam tujuh hari atau hanya memberikan istirahat dua hari tiap usai satu laga, sangat tidak baik bagi kondisi kebugaran pemain tersebut. 

Padahal, apabila dibandingkan jadwal 11 pertandingan dalam kurun waktu Desember 2014 hingga awal Januari 2015 yang harus dijalani oleh Liverpool, karena berlaga di empat kompetisi yakni Liga Inggris, Liga Champions Eropa, Piala Liga dan Piala FA, Van Gaal seharusnya bisa mengurangi keluhan dengan alasan jadwal yang padat mengingat MU hanya berlaga dalam tujuh pertandingan saja dalam kurun waktu yang sama.

Boleh jadi sebetulnya yang dikeluhkan Van Gaal, bukan melulu soal jadwal yang padat mengancam kebugaran pemain, tetapi ia rindu menghabiskan perayaan Natal dan pergantian tahun bersama keluarga, sebagaimana yang bisa dilakukannya kala menangani Ajax dan AZ Alkmaar di Eredivisie, Barcelona di La Liga atau Bayern Muenchen di Bundesliga.

Tentunya tidak perlu menyebutkan betapa banyaknya waktu yang bisa ia habiskan bersama keluarganya selama perayaan Natal dan pergantian tahun saat ia masih menangani Tim Nasional Belanda.

Hal tersebut juga diakui Van Gaal dalam sesi konferensi pers di pengujung November usai menekuk Hull City 3-0 di Old Trafford.

"Saya tentu tidak menyukainya (jadwal padat) tetapi saya tidak bisa mengubahnya. Saya tidak setuju akan (jadwal) itu, karena saya pikir tidak baik bagi pemain untuk kembali bermain setelah hanya beristirahat dua hari. Di bulan Desember, itu harus terjadi.

"Kami juga memiliki keluarga, sebagaimana saya mempunyai istri, anak-anak dan cucu yang tidak bisa saya temui saat perayaan Natal. Tetapi saya ingin bekerja di liga ini, maka saya ingin dan harus beradaptasi. Namun, sekali lagi saya pikir hal itu tidak baik untuk para pemain dan keluarganya," kata Van Gaal sebagaimana dilansir harian Daily Mail.

Keluhan serupa, sebelumnya juga kerap meluncur dari mulut para legiun asing, musim lalu terdengar dari gelandang Arsenal asal Spanyol Santi Cazorla dan penjaga gawang Tottenham Hotspur asal Prancis Hugo Lloris.

Namun, ternyata pemain berkebangsaan Inggris sendiri juga tak jarang ikut ambil bagian dalam tradisi mengeluh di bulan Desember tersebut. Danny Welbeck misalnya, penyerang Arsenal yang musim lalu masih mengenakan seragam MU itu, sempat mengeluhkan bagaimana ia harus menghabiskan perayaan Natal di hotel tempat timnya menginap, dan bukannya bersama keluarga sebagaimana seharusnya.

Pun demikian, sebanyak apapun keluhan yang terdengar, sejauh ini tidak pernah membuat otoritas pelaksana liga untuk mengubah jadwal agar para pemain, pelatih beserta seluruh jajaran staf setiap tim Liga Inggris bisa menikmati jeda liburan musim dingin.

Riuh rendah London

Musim ini, Boxing Day boleh dibilang tidak semenarik musim lalu, meski juga tidak menutup kemungkinan laga antara Chelsea melawan tim sekota West Ham United menjadi sorotan. Pasalnya, Chelsea saat ini berada di puncak klasemen, sementara West Ham tengah merasakan sentuhan "magis" Sam Allardyce yang membawa mereka menempati peringkat keempat.

Laga lainnya yang patut ditunggu adalah pertandingan antara Manchester United melawan Newcastle United, mengingat pasukan besutan Louis van Gaal itu merupakan tim dengan catatan terbaik dalam sejarah Boxing Day di era Premier League, memenangi 19 di antaranya dan hanya satu kali kalah.

Sementara itu penghuni peringkat kedua Manchester City akan mengunjungi kandang West Bromwich Albion, Southampton menyambangi Selhurst Park untuk dijamu Crystal Palace, Arsenal menjamu Queen Park Rangers, Tottenham Hotspur dijamu Leicester City, Swansea menghadapi Aston Villa, Liverpool berkunjung ke markas Burnley, Everton melawan Stoke City dan Sunderland bertemu Hull City.

Seluruh pertandingan tersebut berlangsung pada Jumat (26/12) malam WIB, kecuali laga antara Arsenal melawan QPR yang baru akan dimulai pada Sabtu (29/12) dini hari WIB.

London, kota yang kini memiliki enam tim di Liga Inggris, boleh jadi akan menjadi yang paling riuh dalam gelaran Boxing Day kali ini. Hanya satu dari enam tim yang tidak melakoni pertandingan di London, yakni Spurs yang harus mengunjungi markas Leicester City di Stadion King Power.

Sedangkan lima klub lain akan menikmati London, termasuk Chelsea dan West Ham yang saling berhadapan, Arsenal dan QPR yang juga bertemu satu sama lain dan Crystal Palace yang akan menjamu tim tamu, Southampton.

Banyaknya tim yang berlaga di kasta tertinggi sepak bola Inggris, bukan satu-satunya alasan London akan sangat meriah musim ini. Laga Chelsea dan West Ham misalnya, menjadi ajang pembuktian bahwa tim besutan Jose Mourinho tidak melakukan kesalaharan serupa musim lalu, yakni panas di awal dan melempen di pertengahan menuju akhir.

Di sisi lain bagi pasukan binaan Allardyce, yang kini secara mengejutkan menempati peringkat keempat klasemen sementara Liga Inggris, juga harus membuktikan bahwa mereka pantas akan itu dan masih memiliki sekotak penuh kejutan.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014