Mudah-mudahan penurunan ini bisa dipenuhi industri dalam negeri"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia pada November 2014 hanya bernilai 14,04 miliar dolar AS atau turun 8,39 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar 15,33 miliar dolar AS.

"Nilai impor November 2014 mencapai 14,04 miliar dolar AS atau turun 8,39 persen dibanding Oktober 2014. Demikian pula jika dibandingkan dengan November 2013 turun 7,31 persen," kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Jumat.

Suryamin memaparkan, impor pada November 2014 turun dibanding impor bulan lalu karena turunnya impor migas sebesar 3,47 miliar dolar AS atau sekitar 2,92 persen. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, penurunan mencapai 11,83 persen.

Ada pun impor nonmigas November 2014 sebesar 10,57 miliar dolar AS atau turun 10,06 persen dibandingkan Oktober 2014. Jika dibandingkan dengan pencapaian pada November 2013, persentasenya juga turun 5,73 persen.

Nilai impor nonmigas terbesar pada November 2014 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 2,03 miliar dolar AS, turun 8,46 persen dibanding impor golongan barang yang sama pada Oktober 2014.

Sedangkan negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama November 2014 adalah Tiongkok (dengan nilai 2,61 miliar dolar AS), Jepang (1,22 miliar dolar AS) dan Thailand (0,73 miliar dolar AS).

"Impor nonmigas dari Asia Tenggara mencapai pangsa pasar 21,64 persen sementara Uni Eropa 9,76 persen," katanya.

Secara kumulatif, kinerja impor sepanjang periode Januari-November 2014 mencapai 163,74 miliar dolar AS, turun 4,34 persen dibanding periode yang sama pada 2013.

Kumulatif nilai impor terdiri atas impor migas 40,07 miliar dolar AS (turun 2,37 persen) dan nonmigas 123,67 miliar dolar AS (turun 4,96 persen).

Sementara itu, nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari-November 2014 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor barang konsumsi turun 3,64 persen, bahan baku/penolong turun 3,84 persen dan barang modal turun 6,86 persen.

"Mudah-mudahan penurunan ini bisa dipenuhi industri dalam negeri," ujar Suryamin.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015