Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Tim penyelam Rusia menunda keberangkatan ke perairan Selat Karimata, perairan di mana pesawat AirAsia QZ8501 diduga jatuh di satu lokasi di kawasan itu.

Belum ada informasi resmi penyebab penundaan keberangkatan tim penyelam Rusia hari ini, namun pihak-pihak di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah menyebutkan masih menunggu kapal yang akan membawa mereka.

Informasi sebelumnya menyebutkan bahwa para penyelam Rusia akan dibawa dari pelabuhan ke muara Teluk Kumai menggunakan KP Balam milik Mabes Polri. Di Teluk Kumai, para penyelam akan dipindahkan ke KRI Pattimura dan melanjutkan perjalanan ke perairan Selat Karimata.

Tim penyelam Rusia tampak hanya menyurvei sebuah kapal yang sandar di Pelabuhan Panglima Utar. Dua orang anggota tim penyelam Rusia sempat masuk ke dalam KN Andromeda yang mungkin akan membawa mereka.

Sementara itu, tidak banyak informasi yang bisa diperoleh dari tim Rusia tersebut. Beberapa orang dari mereka yang ditanyai menjawab "No English", tidak jelas apakah mereka tidak bersedia ditanya dalam bahasa Inggris atau mereka tidak bisa berbahasa Inggris.

Namun, dari mereka wartawan sempat memperoleh informasi bahwa mereka adalah anggota tim khusus penyelamatan Rusia yang pernah terlibat dalam proses pencarian dan penyelamatan dalam kecelakaan Sukhoi Superjet di Gunung Salak beberapa waktu silam. Mereka menyatakan diri sebagai "Rescue Ranger from Rusia".

Saat ditanya lebih lanjut, para penyelam Rusia itu lebih banyak menjawab "No comment" sebagai isyarat tidak mau menjawab atau berkomentar.

Informasi beredar menyebutkan bahwa terdapat 25 penyelam dari Rusia yang akan membantu proses pencarian dan evakuasi korban kecelakaan dan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menemukan objek di dasar laut yang diduga bangkai pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, sejak Kamis (1/1).

"Peralatan kami mendeteksi objek di dalam laut yang tampaknya bukan objek alam. Harapan optimis kami itu adalah bangkai pesawat yang jatuh," tutur Deputi Kepala BPPT Ridwan Djamaluddin.

Ridwan mengatakan posisi terduga bangkai pesawat terdeteksi di koordinat 3 derajat 52 menit 9.44 detik Lintang Selatan dan 110 derajat 35 menit 11.06 detik Bujur Timur di kedalaman 29 meter hingga 30 meter. Objek yang terdeteksi memiliki ketinggian sekitar tiga meter.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015