Kalau sampai 25 Januari ini belum ada progress smelter, maka izin ekspor Freeport akan dibekukan
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengancam akan menghentikan ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia menyusul belum adanya kemajuan dalam pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian dari perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa sampai saat ini Freeport belum menunjukkan keseriusan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang (smelter).

"Saya kecewa karena sampai saat ini tidak ada kesungguhan. Kalau sampai 25 Januari ini belum ada progress smelter, maka izin ekspor Freeport akan dibekukan," katanya.

Menurut dia, berdasarkan laporan, sampai sekarang ini Freeport belum mendapat kepastian lahan untuk membangun smelter.

Sudirman mengatakan, pemerintah tidak akan tawar-menawar soal kewajiban pembangunan smelter.

Ia berharap Freeport segera mencari solusi agar memenuhi syarat pembangunan smelter supaya izin ekspor tidak dihentikan.

Ia juga menambahkan, pemerintah menginginkan bagian negara dari Freeport lebih besar dari saat ini sebesar 40 persen.

"Keinginan ini sesuatu yang fair, karena kita sebagai pemilik lahan dan tambang. Kami ingin proporsi yang lebih seimbang," ujarnya.

Freeport mendapat izin ekspor konsentrat tembaga sejak Juli 2014 hingga berakhir 25 Januari 2015.

Kuota ekspor selama enam bulan itu mencapai 756.300 ton konsentrat tembaga.

Freeport berencana membangun smelter di Gresik, Jawa Timur, berkapasitas 500.000 ton tembaga katoda per tahun dengan investasi 2,3 miliar dolar AS.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015