Substitusi impor sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena dengan menerapkan strategi ini kita bisa sangat berhemat,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah perlu menyusun strategi substitusi impor untuk menggantikan produk-produk yang diimpor, terutama produk barang modal dan produk agroindustri, kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Kamis.

"Substitusi impor sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena dengan menerapkan strategi ini kita bisa sangat berhemat," ujarnya dalam konferensi pers mengenai "Catatan Awal Tahun 2015 Kadin Indonesia" di Jakarta, Kamis.

Ia memberikan contoh yaitu produk susu (dairy) yang 80 persennya masih diimpor, dengan potensi kekayaan alam dan luas lahan Indonesia tentunya pemerintah bekerjasama dengan para pengusaha bisa mengurangi impor tersebut dengan mengembangkan industri "dairy" Indonesia.

Selama ini menurut pengamatan Kadin, substitusi impor masih sulit dijalankan di Indonesia karena pemerintah lebih mendukung kepentingan para penjual daripada kepentingan industri.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Didie Suwondho menjelaskan salah satu kebijakan pemerintah yang tidak mendukung substitusi impor adalah ditetapkannya bea masuk sebesar 10-15 persen untuk komponen gadget, sedangkan untuk barang jadi atau gadget siap pakai tidak dikenakan bea apapun.

"Jadi kan orang akan lebih senang mengimpor barang jadi daripada merakit sendiri," tuturnya.

Maka Didie mengusulkan pada pemerintah untuk merevisi kebijakan tersebut dengan menetapkan bea masuk sebesar 50 persen untuk barang jadi dan 0 persen untuk perangkat atau komponen gadget. Dengan kebijakan seperti itu diharapkan akan tumbuh industri-industri perakit dalam negeri yang saat angka produksinya sudah besar akan berkembang menjadi industri utama gadget di Indonesia.

Strategi substitusi impor merupakan salah satu usulan yang direkomendasikan Kadin Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 ini.

Menurut prediksi Kadin, pertumbuhan ekonomi tahun 2015 berkisar antara 5,2 persen hingga 5,5 persen dengan asumsi stimulus fiskal dari penghematan subsidi BBM yang efektif.

Sebelumnya pada Desember 2014 Kadin mengadakan rapimnas yang diarahkan untuk mengembalikan kejayaan ekonomi maritim, mendorong perekonomian nasional yang bernilai tambah menuju kemandirian ekonomi, dan mendorong percepatan ekonomi melalui pembangunan ekonomi daerah.

Sesuai dengan keputusan yang diambil dalam rapimnas tersebut, Kadin sebagai mitra pemerintah akan mengawal setiap kebijakan pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya laut demi kemakmuran rakyat, memperkuat struktur ekonomi Indonesia dengan menitikberatkan pada pengembangan sisi pasokan, menciptakan kedaulatan pangan melalui swasembada pangan, dan memperdalam struktur industri nasional.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015