Dia juga percaya sekali saat mencapai kedewasaan, dia lebih mungkin sakit dan mati.
Jakarta (ANTARA News) - Seorang bocah 14 tahun di Meksiko mengalami takut tumbuh dewasa dengan mengambil langkah ekstrim seperti membatasi asupan makan dan mendistorsi suaranya.

Fobia anak laki-laki itu dimulai ketika berumur 11 tahun. Dia belajar tentang nutrisi pada makanan yang akan membuatnya tumbuh - sehingga dia makan lebih sedikit dan kehilangan lebih dari 26 lbs (sekitar 12 kilogram), menurut laporan dari petugas kesehataan yang merawatnya.

Selain itu, dia membungkuk untuk menyembunyikan tinggi badannya dan mendistorsi suaranya sehingga dia berbicara dengan nada tinggi.

"Setiap kali dia menyadari perubahan fisik yang mengindikasikan pertumbuhannya, dia merasa takut dan cemas, sampai-sampai dia mempertimbangkan untuk menjalani beberapa operasi untuk menyembunyikannya," kata para peneliti yang menulis laporan ini. "Dia juga percaya sekali saat mencapai kedewasaan, dia lebih mungkin sakit dan mati."

Ibu dari anak itu juga memperlakukannya seolah masih kecil - misalnya dengan menyanyikan lagu nina bobo dan memilihkan pakaian yang akan dikenakan setiap hari.

Meski anak laki-laki itu menemui psikologis selama setahun, terapi itu tidak membantu dan dia dirujuk melakukan pengobatan di Autonomous University of Nuevo Leon, di Meksiko utara.

Para peneliti mendiagnosa bahwa anak laki-laki itu mengalami gerascophobia -takut berlebihan akan penuaan- sebuah fobia yang jarang muncul.

Hanya dua kasus gerascophobia yang telah dilaporkan dan kedua kasus itu pada orang dewasa, menurut laporan.

Fobia sering terjadi dari kombinasi faktor biologis, psikologis, dan lingkungan, kata Dr Alan Manevitz, psikiater di Lenox hill Hospital di New York.

Dalam kasus ini, anak itu mengalami gangguan kecemasan (kondisi yang membuat anak-anak cemas berlebihan ketika dipisahkan dari seorang yang disayangi atau tempat yang tidak familiar) ketika berumur 5 tahun.

Dia mengalami pelecehan seksual oleh tetangganya ketika umur 6 tahun. Dia juga dijadikan bahan ejekan dua atau tiga kali seminggu ketika kelas enam. Pengalaman ini bisa memberikan kontribusi pada pengembangan gerascophobia, kata peneliti.

Martin Antony, seorang profesor psikologi di Ryerson University di Toronto mengatakan dia tidak secara pribadi melihat kasus seperti ini. Dan dia tidak pernah mendengar seorang pasien yang didiagnosa karena takut menua.

Ahli yang lain mengatakan, mungkin jangan didiagnosis sebagai fobia, tetapi lebih ke kondisi kejiwaan. Misalkan gangguan dismorpik tubuh, yang mana orang-orang sibuk dengan karakteristik fisik yang mereka anggap cacat.

Meskipun demikian, kondisinya membaik -dia mulai berdiri tegak dan berbicara dengan suara natural. Gangguan makannya juga membaik dan dia bertambah 13 lbs (6 kilogram).

"Dia bisa membayangkan masa depan, hidup sendiri dan bekerja sebagai aktor, dan ini adalah ide yang dia suka. Namun, dia terus mengungkapkan rasa takut komitmen dan tanggung jawab yang harus diemban ketika dewasa," tambah peneliti lagi seperti dikutip di Livescience.


Penerjemah: Okta Antikasari
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015