Meski laju rupiah cenderung masih menurun, namun tampaknya tidak terlalu direspon pelaku pasar saham
Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Jumat dibuka melanjutkan penguatan sebesar 8,98 poin atau 0,17 persen menjadi 5.399,43.

Sementara kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) menguat 2,27 poin (0,24 persen) ke level 942,68.

"Meski laju rupiah cenderung masih menurun, namun tampaknya tidak terlalu direspon pelaku pasar saham," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan penurunan tingkat suku bunga acuan (BI rate) memberikan kesan bahwa laju inflasi dapat cenderung stabil, sentimen BI rate masih menjadi salah satu penopang IHSG BEI kembali melanjutkan penguatan.

Menurut dia, tren melemahnya harga minyak mentah dunia akan membuat komponen inflasi dapat ditekan sehingga inflasi Indonesia diekspektasikan sesuai dengan target yang sebesar 5 persen pada tahun ini.

"Meski kami tidak terlalu melihat sentimen politik sebagai penggerak IHSG, namun perlu juga dipertimbangkan sebagai sentimen tambahan pelengkap. Adanya keputusan Presiden RI mengenai konflik Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) bisa menjadi salah satu sentimen positif," katanya.

Analis Senior LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa sikap Presiden itu dinilai dapat memperbaiki atmosfir hukum di Indonesia, beberapa pelaku pasar saham memanfaatkan situasi itu untuk kembali melakukan akumulasi beli.

Sementara sentimen eksternal, lanjut Lucky Bayu Purnomo, bursa saham global yang mayoritas bergerak di area positif menambah dukungan bagi IHSG BEI. Situasi itu akan membuat transaksi di dalam negeri masih marak.

Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 47,20 poin (0,19 persen) ke 24.832,08, indeks Bursa Nikkei naik 58,38 poin (0,32 persen) ke 18.323,17, dan Straits Times menguat 19,75 poin (0,58 persen) ke posisi 3.435,66. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015