Tremor masih terekam dengan amplitudo yang bervariasi."
Tomohon (ANTARA News) - Suplai magmatik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih terjadi yang ditandai dengan terekamnya gempa-gempa tremor pascapeningkatan aktivitas pada Mingu lalu (15/5) pukul 09.00 WITA.

"Tremor masih terekam dengan amplitudo yang bervariasi. Ini tandanya aktivitas belum normal. Apalagi statusnya hingga saat ini masih siaga pada level III," kata pengamat Pos Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung di Kakaskasen M Isra di Tomohon, Rabu.

Isra mengatakan, petugas pos terus melakukan evaluasi terhadap aktivitas vulkanik salah satu dari tiga gunung api aktif di Provinsi Sulut tersebut, dan terus melaporkan secara periodik rekaman kegempaan setiap enam jam.

"Jadi belum ada penurunan status ke waspada pada level II, masih siaga dengan radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan," ungkapnya.

Dia menyatakan, secara kwantitas kegempaan Gunung Lokon mulai menurun sejak Senin (23/2) bila dibandingkan dengan kegempaan yang terekam pada saat peningkatan aktivitas, hingga beberapa hari setelah itu yang mencapai seratusan kali.

Namun, menurut dia, penurunan kegempaan tidak menggambarkan bahwa aktivitas Gunung Lokon stabil, dan sudah bisa melakukan aktivitas di radius bahaya yang direkomendasikan.

Selasa kemarin (24/2) pukul 00.00 WITA -- 06.00 WITA pos Gunung Lokon merekam satu kali gempa tektonik jauh dan tiga kali gempa vulkanik dangkal.

Enam jam berikutnya di Gunung Lokon terekam tiga kali gempa tektonik jauh, sedangkan pukul 12.00 WITA -- 18.00 WITA terekam dua kali gempa vulkanik dangkal, sementara pukul 18.00 WITA -- 24.00 WITA terekam satu kali gempa tektonik jauh dan satu kali gempa embusan.

Pada hari ini pukul 00.00 WITA -- 06.00 WITa terekam dua kali gempa tektonik jauh dan satu kali gempa vulkanik dangkal, dan di enam jam berikutnya terekam satu kali gempa tektonik jauh dan tiga kali gempa vulkanik dangkal.

Gunung Lokon terakhir meletus pada September 2015, dan pascaletusan membentuk kawah baru di atas rekahan sepanjang 200 meter.

Pewarta: Oleh Karel A. Polakitan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015