Rejanglebong (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan adanya kenaikan harga jual beras di Tanah Air belakangan ini tidak akan membuat pemerintah melakukan impor beras.

"Adanya kenaikan harga jual beras belakangan tidak akan membuat Pemerintah Indonesia melakukan impor beras, kendati saat ini sedang terjadi lonjakan harga beras di pasaran di Tanah Air. Namun sejak Bulog melakukan operasi pasar sebanyak 300 ribu ton, harga beras mulai turun dengan besaran Rp900 sampai Rp1.400 per kg," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, saat memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) untuk kelompok tani di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, Selasa (3/3).

Lonjakan harga jual beras belakangan ini kata, sudah menjadi pemerintah pusat, dimana pihaknya sendiri turun langsung kelapangan guna memantau penyebabnya. Dari pantauan yang dilakukan pihak Kementan dilapangan terutama di daerah penyandang pangan nasional di Provinsi Jawa barat dan Jawa Tengah diketahui jika harga gabah saat ini hanya Rp4.500 per kg, tetapi harga beras di Jakarta mencapai Rp12.000 per kg.

Adanya perbedaan antara harga gabah dengan beras yang sudah digiling ini tambah dia, dia sangat mencolok.

"Disparitasnya sangat tinggi sekali dari Rp4.500 menjadi Rp12.000, mestinya ini hanya Rp6.700-7.000, karena padinya saat digiling akan menghasilkan 65-70 persen berarti Rp6.000-7.000, ini berarti ada sistem distribusi yang tidak beres," ungkap Mentan.

Untuk menjaga harga pasaran beras ini pemerintah kata dia, telah menginstruksi Bulog untuk melakukan operasi pasar dengan menurunkan stok sebanyak 300 ribu ton. Operasi pasar yang digelar sejak sepekan ini secara perlahan mulai memberikan dampaknya dengan mulai turunnya harga beras di pasaran dengan kisaran antara Rp900 hingga Rp1.400 per kg.

Harga jual beras di Tanah Air kata dia, diperkirakan dalam sepekan kedepan sudah mulai normal, mengingat terhitung 6 Maret nanti kalangan petani di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur akan melakukan panen raya dengan luasan lebih dari 500 ribu hektare.

"Panen raya di Ponorogo ini seluas 500 ribu hektare, jika perhektarenya menghasilkan 7-8 ton gabah kering panen maka akan menghasilkan 3,5-4 juta ton padi. Kemudian secara nasional selama Maret 2015 akan ada 2,4 juta hektare sawah mulai memasuki musim panen, yang produksinya diperkirakan mencapai 18 juta ton gabah," ujarnya.

Sementara itu kunjungan Menteri Pertanian di Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu itu sendiri dilakukannya dalam rangka melakukan panen raya di Desa Pulo Geto Kabupaten Kepahiang dan acara simbolis penyerahan bantuan alsintan berupa handtraktor, mesin pompa air, mesin panen padi dengan jumlah masing sebanyak 71 unit untuk kelompok tani dalam sembilan kabupaten di Bengkulu yang dipusatkan di Rejanglebong.

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015