Beijing (ANTARA News) -Tiongkok sangat serius menjalin hubungan baik dengan Indonesia di berbagai bidang, dan komitmen untuk meningkatkan hubungan yang telah berjalan baik kedepan atas dasar saling percaya, saling menghormati dan saling menguntungkan.

"Kami memandang Indonesia sangat penting, sebagai mitra strategis komprehensif, dan kami serius terhadap Indonesia," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menjawab pertanyaan Antara di Beijing, Rabu.

Beragam kerja sama antara kedua negara, lanjut Hua, menunjukkan hubungan yang semakin baik antara Indonesia dan Tiongkok.

"Begitu pun dengan saling kunjung antara pejabat tinggi kedua negara, yang semakin intens, menunjukkan Tiongkok sangat serius sebagai mitra strategis komprehensif Indonesia," tuturnya.

Tiongkok berharap kemitraan strategis komprehensif kedua negara dapat semakin ditingkatkan di masa depan, hingga saling menguntungkan kedua pihak, kata Hua Chunying. Komitmen dan harapan Tiongkok tersebut akan menjadi hal utama yang akan difokuskan saat kunjungan kenegaraan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dijadwalkan akhir Maret 2015.

"Dalam setiap kegiatan saling kunjungan pejabat tinggi negara, maka fokus utama tentu bagaimana meningkatkan dan mempererat hubungan baik serta kerja sama yang sudah dijalin selama ini," kata Hua Chunying menekankan.

Tahun 2015 menandai 65 tahun hubungan Indonesia dan Tiongkok.

Hubungan kedua negara terus berkembang dengan ditandatanganinya perjanjian persahabatan dan persetujuan kerja sama kebudayaan pada 1 April 1961.

Meski hubungan sempat terputus pada 30 Oktober 1967, hampir dua dekade lebih, kedua negara sepakat untuk membuka kembali hubungan diplomatik dan terus berkembang positif hingga menjadi mitra strategis pada 25 April 2005.

Kepala negara kedua negara pun sepakat untuk meningkatkan kemitraan strategis yang makin berjalan baik, menjadi mitra strategis komprehensif pada Oktober 2013, saat Presiden Xi Jinping berkunjung ke Indonesia.

Saat itu, Indonesia menjadi negara tujuan pertama di Asia Tenggara yang dikunjungi Xi Jinping setelah dilantik sebagai Presiden RRT pada Maret 2013.

Presiden Joko Widodo dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan balasan pada akhir Maret ini. Pada November 2014, beberapa waktu setelah dilantik sebagai Presiden ke-7 , Jokowi melakukan kunjungan ke Tiongkok, bukan untuk kunjungan kenegaraan, namun menghadiri pertemuan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Beijing.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015