Sampit (ANTARA News) - Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Fadlian Noor menilai Bandara Haji Asan Sampit butuh maskapai penerbangan baru.

"Untuk saat ini baru ada satu maskapai yang melayani penerbangan di bandara Haji Asan Sampit, yakni Kalstar Aviation jenis ATR42 dan Boeing 737-500, kami sudah berupaya menambah dengan mengundang beberapa perusahaan penerbangan yang ada di Indonesia, namun belum berhasil," katanya kepada wartawan di Sampit, Senin.

Sebelumnya bandara Haji Asan Sampit dilayani oleh dua maskapai penerbangan, yakni Merpati dan Kalstar Avation, karena Merpati tutup sekarang tinggal Kalstar Aviation.

Animo masyarakat Kabupaten Kotim untuk menggunakan transportasi udara dalam bepergian ke luar daerah cukup tinggi, hal itu terlihat dari setiap jadwal penerbangan selalu penuh.

Masih minimnya jadwal penerbangan tersebut berdampak pada harga tiket yang tinggi dan banyaknya calon penumpang yang tidak dapat terlayani karena antara jumlah penumpang dengan jadwal penerbangan tidak seimbang.

Menurut Fadlian, dengan diundangnya beberapa maskapai penerbangan diharapkan nantinya ada yang membuka rute penerbangan d bandara Haji Asan Sampit.

Belum lama ini pemerintah Kabupaten Kotim telah mengundang dan memohon maskapai penerbangan Sriwijaya Air, namun sampai saat ini belum ada memberikan kepastian kapan akan membuka penerbangan di Sampit.

Belum adanya kepastian dari pihak Sriwijaya Air tersebut karena pihak Kementerian Perhubungan udara sebelumnya meminta agar maskapai yang bersangkutan untuk membenahi rute penerbangan yang ada terlebih dahulu.

Dengan adanya pembenahan rute penerbangan tersebut berdampak kepada rencana Sriwijaya Air untuk membuka rute baru, yakni di Bandara Haji Asan Sampit.

"Kami hanya memohon, keputusan sepenuhnya ada di pihak Sriwijaya Air, meski sebelumnya mereka telah berjanji paling lambat Desember 2014 lalu telah beroperasi di bandara Sampit. Informasi yang kami terima belum beroperasi Siriwijaya Air di Sampit karena belum adanya izin dari pihak Kementerian Perhubungan udara," katanya.

Fadlian mengungkapkan, intinya mereka hanya meminta waktu untuk membenahi rute penerbangan terlebih dahulu.

(KR-UTG)



Pewarta: Untung Setiawan
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015