Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian memperkirakan selama Januari-April 2015 akan terjadi panen padi secara nasional sebanyak 32,85 juta ton gabah kering giling (GKG) dari areal seluas 6,35 juta hektar (ha).

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Hasil Sembiring di Jakarta, Senin mengatakan, pada Januari 2015 luas areal panen sekitar 621.393 ha, kemudian pada Februari 1,3 juta ha, Maret 2,36 juta ha dan April diperkirakan 2,56 juta ha.

"Jadi luas panen Januari hingga April 6,35 juta hektar, jika produktivitas sebanyak 5,71 ton per hektar maka akan panen sebanyak 32,82 juta ton," katanya saat menyampaikan kinerja sektor tanaman pangan di kantornya.

Menurut dia, melalui program Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Pangan salah satunya dengan perbaikan infrastruktur atau rehabilitasi saluran irigasi maka diharapkan panen pada bulan selanjutnya atau Mei hingga Juli akan lebih baik.

Selama ini, lanjutnya, panen pada musim hujan menyumbang hasil 60 persen dari produksi nasional sedangkan 40 persen sisanya dari panen pada musim kemarau.

"Dengan program Upsus diharapkan akan lebih baik hasilnya," katanya.

Sementara itu menyinggung realisasi tanam padi hingga Februari, Dirjen menyatakan mencapai 6,8 juta ha atau lebih rendah 417.734 ha dibanding musim tanam 2013/2014.

Untuk komoditas jagung, realisai tanam seluas 2,149 juta ha atau lebih rendah 25.415 ha dibanding periode sama tahun lalu. Adapun kedelai, luas tanamnya lebih rendah 42.306 ha, dengan realisasi penanaman seluas 183.846 ha.

Pihaknya menduga, rendahnya realisasi tanam ini disebabkan beberapa faktor, seperti tidak meratanya curah hujan, kebijakan harga pembelian di tingkat petani belum sesuai dengan program stabilisasi harga.

Terkait hal itu, menurut dia, Kementan segera melakukan sejumlah langkah seperti sosialisasi program Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui peningkatan indek pertanaman (PIP), serta mendorong penyelesaian Calon Petani Calon Lokasi Perluasan Areal Tanam PAT-PIP.

"Untuk mencapainya diperlukan jaminan pemasaran hasil dan ketepatan penyediaan sarana produksi dengan jadwal tanam," katanya.

Di bidang perbenihan, tambahnya, akan didorong peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat tiga komodtias pangan tersebut.

Untuk itu, akan dilakukan sejumlah langkah operasionalisasi seperti pemantapan produksi benih sumber, dan pemberdayaan penangkar benih, optimalisasi pengawasan mutu dan sertifikasi benih, serta sosialisasi dan peningkatan benih varietas unggul bersertifikat.

Pewarta: Subagyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015