Nah, kalau bisa pemerintah memberi bantuan peralatan itu untuk mendukung usaha batu."
Sampit (ANTARA News) - Demam batu akik di tengah masyarakat Tanah Air mampu membangkitkan semangat pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) perajinnya di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Alhamdulillah sekarang perajin maupun penjual batu akik di Kotim ini kembali bersemangat. Bahkan, ada yang tadinya sudah meninggalkan usaha ini, kini kembali menggelutinya," kata Yunus, salah seorang perajin batu akik di Sampit, Kotawaringin Timur, Minggu.

Kembalinya minat masyarakat mengenakan dan mengoleksi batu akik, menurut dia, membuat penghasilan perajin dan penjual batu akik meningkat tajam. Omzet meningkat berkali-kali lipat dibanding biasanya.

Batu yang dulunya diidentikkan dengan para orang tua dan pengoleksi batu, kini juga digandrungi perempuan dan anak muda. Pesanan batu akik pun meningkat tajam, ujarnya.

"Dulu upah menggosok Rp15.000 sampai Rp20.000. Sekarang naik menjadi Rp30.000 sampai Rp50.000 per biji, tergantung bentuk dan jenis batu. Saking banyaknya pesanan, pemesan pun terkadang harus rela menunggu sampai tiga minggu," ujar Yunus.

Meningkatnya pesanan ini tentu berdampak pada penghasilan perajin batu akik. Jika sedang banyak pesananan, menurut dia, maka dalam sehari bisa memperoleh penghasilan Rp500.000, bahkan lebih.

Tidak hanya perajin asli Sampit, kini tidak sedikit perajin batu akik dari luar daerah mencoba mengadu nasib di Kotim.

Mereka melihat peluang usaha ini cukup menjanjikan dan berharap demam batu akik akan selalu terjaga sehingga transaksi akan tetap tinggi.

Ketua Perkumpulan Perkumpulan Pecinta Batu Kotawaringin Timur, Ahmad Yani, mengatakan bahwa perajin batu akik di wilayahnya berharap bantuan pemerintah dalam hal permodalan agar usaha mereka bisa meningkat.

"Kalau ada bantuan, misalnya peralatan kerja. Untuk menggosok batu itu perlu dua mesin dinamo. Nah, kalau bisa pemerintah memberi bantuan peralatan itu untuk mendukung usaha batu. Sekarang peminat usaha ini makin banyak," ujarnya.

Saat pameran batu akik selama dua hari di Sampit belum lama ini, perputaran uang diperkirakan di atas Rp200 juta. Batu yang paling diminati adalah jenis batu kecubung ungu asli Kotim yaitu di kawasan hulu Sungai Mentaya dan dari Kabupaten Sukamara.

"Membantu perajin batu ini juga termasuk menjalankan program pemerintah, yaitu bidang UKM. Tolong dibantu mumpung perajin batu sedang semangat. Pemerintah harus peduli dengan perajin batu," ucap Ahmad Yani.

Pewarta: Norjani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015