... tindakan pemerintah dalam hal ini BNPT zalim...
Jakarta (ANTARA News) - Maraknya paham radikalisme di Indonesia membuat pemerintah mengambil langkah-langkah pencegahan, salah satunya adalah pemblokiran terhadap 19 situs yang dinilai radikal.

Akhir Maret lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memerintahkan pemblokiran terhadap 19 situs yang dinilai radikal atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorrisme (BNPT).

Seperti diberitakan, BNPT melalui surat nomor 149/K.BNPT/3/2015 meminta 19 situs diblokir karena dianggap sebagai situs penggerak paham radikalisme dan sebagai simpatisan radikalisme.

Sejumlah 19 situs tersebut di antaranya arrahmah.com, voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com, dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.nethidayatullah.com, salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net, dakwahmedia.com, muqawamah.com, lasdipo.com, gemaislam.com, eramuslim.com dan daulahislam.com.

Langkah tersebut sempat menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk pengelola situs karena tidak pernah ada pemberitahuan sebelumnya.

Pengelola arrahmah.com, salah satu situs Internet yang diblokir karena diduga menyebarkan paham radikal, mengaku tidak pernah diberitahu mengenai pemblokiran tersebut dan menuding BNPT telah bertindak sewenang-wenang.

Bahkan, pemimpin redaksi arrahmah.com AZ Muttaqin, mengaku tidak tahu jika situs berita itu sudah bisa diakses kembali.

Muttaqin menuding tindakan pemerintah dalam hal ini BNPT zalim karena mengkategorikan beberapa situs berita Islami terindikasi radikal tanpa proses yang transparan dan akuntabel.

"Ini adalah kezaliman yang dilakukan pemerintah terhadap media massa Islam online karena dilakukan sewenang-wenang tanpa prosedur tanpa pemberitahuan tanpa teguran dan tanpa peringatan, tiba-tiba diblokir," kata Muttaqin.

Sementara itu, pembina situs gemaislam.com, Yusuf Ustman mengatakan pihaknya telah menemui BNPT dan Kominfo terkait pemblokiran situsnya.

"Mereka saling melempar tanggung jawab. Saat kami ke Kominfo, mereka mengatakan surat perintah pemblokiran dari BNPT. Saat kami datangi BNPT, mereka mengatakan hanya memberi masukan pada Kominfo, keputusan pemblokiran ada di Kominfo, kami jadi bingung. Kemarin kami menemui mereka dan tanya salah kami apa, tapi mereka tidak mampu menjawab," kata Yusuf.

Yusuf mengatakan konten berita dalam situsnya adalah berita-berita moderat dan tidak merugikan pihak mana pun. "Kami ingin menyajikan berita yang bermanfaat. Itu saja," kata dia.

Pemblokiran tidak efektif
Beberapa pihak mengatakan pemblokiran situs yang dinilai radikal tidaklah efektif dalam mematikan penyebaran paham itu di Indonesia.

Bahkan, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin, mengatakan pemblokiran situs-situs Islami oleh pihak pemerintah hanya akan menyuburkan laman situs radikal untuk tumbuh.

Memblokir situs, kata dia, hanya akan menumbuhkan radikalisme karena ada unsur kekecewaan.

Pembina situs gemaislam.com, Yusuf Ustman, mengatakan pemblokiran situs tidaklah merugikan karena pihaknya akan dengan mudah mengganti alamat situs baru.

"Buat kami kerugiannya tidak berat karena kami mudah saja mengganti nama lalu share lagi ke media sosial," kata dia. Orang-orang yang sering membuka gemaislam.com pasti akan kembali lagi karena tahu kami berubah nama.

"Yang kasihan adalah dampak nasionalnya. Kasihan Pak Jokowi karena akan semakin dijauhi umat Islam karena beliau terkesan merugikan umat Islam. Sosok presiden semakin jauh dari hati muslimin yang jumlahnya 200 juta lebih," kata Yusuf.

Cegah radikalisme
Jurnalis internasional, Fareed Zakatia, menuliskan dalam Washington Post, ada empat elemen penting yang harus dilakukan sebagai strategi menangkal radikalisme, antara lain: kecerdasan, kontra-terorisme, integrasi, dan ketahanan.

Kecerdasan atau intelijensia adalah pertahanan utama menangkal radikalisme. Negara mengetahui apa yang direncanakan ekstrimis, baik melalui teknologi canggih untuk mencari tahulewat berbagai bentuk komunikasi, namun yang lebih penting lagi membangun hubungan baik dengan komunitas.

Kontraterorisme dinilai merupakan suatu hal yang alamiah dalam menindaklanjuti aksi intelijen. Saat penjahatanya sudah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menangkapnya atau membinasakannya. Namun hal itu lebih mudah dikatakan dari pada dilakukan.

Kedua, kontraterorisme. Namun Fareed mengatakan kontraterorisme memiliki kelemahan. Serangan drone misalnya, kelihatannya mulus-mulus saja dilihat dari udara namun serangan itu mengakibatkan korban jiwa sipil yang tak terelakkan.

Dalam wawancara yang dipublikasikan pada 2013 di Foreign Affairs, pensiunan Jenderal Stanley McChrystal  mengatakan jika Amerika Serikat menggunakan kemampuan teknologinya secara sembarangan,  maka seharusnya mereka tidak marah ketika seseorang menanggapi dengan hal yang setara, bom bunuh diri di Central Park, karena jawaban itu yang mereka bisa berikan.

Ketiga integrasi. Salah satu alasan utama mengapa Amerika Serikat tidak memiliki banyak masalah pasca tragedi 9/11 adalah komunitas muslim di sana berintegrasi dengan baik dan loyal, dan kebanyakan memegang teguh nilai-nilai Amerika. Kebalikannya, negara-negara di Eropa masih menghadapi tantangan besar dalam berintegrasi dengan mereka yang baru atau berbeda ke dalam masyarakatnya.

Terakhir adalah ketahanan. Terorisme menggunakan taktik yang tidak umum, dan itu tak akan berhasil jika kita tidak ter-teror. Berdiri tegar dan kembali ke keadaan normal  adalah cara untuk menjamin bahwa terorisme tidak mendapatkan efek yang diinginkannya.

Fareed mengatakan masyarakat tidak selalu berhasil melakukan itu. Di bulan-bulan belakangan, kita bereaksi berlebihan terhadap video eksekusi ISIS, yang merupakan alasan mereka mengapa mereka membuat video semacam itu.

Serangan di Paris, Ottawa, Syney, London, Madrid dan Fort Hood memang barbar. Namun, salah satu cara untuk mendapatkan cara pandang adalah dengan mengingat jumlah.

Berdasarkan Database Terorisme Global, dalam 12 tahun antara September 2001 dan akhir 2013, jumlah orang Amerika Serikat yang tewas akibat terorisme di tanah Amerika ada 42 orang dan enam di antaranya adalah serangan menyeramkan di kuil Sikh, di Wisconsin, pada 2012.

Sementara, dalam satu tahun saja, 2011, laporan Pusat Kontrol Penyakit dan Penanggulangan mengatakan ada 32.351 orang Amerika meninggal akibat ledakan senjata api. Jumlah yang tewas akibat kecelakaan lalu lintas 33.783. Jadi keep calm and carry on (tetap tenang dan lanjutkan) lebih dari slogan untuk dikenakan di kaos.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015