Hidup ini adalah kesempatan emas bagi manusia untuk memperbaiki perilaku dan perbuatan ke arah yang lebih baik, karena hidup manusia ini sangat utama mampu menolong diri sendiri maupun orang lain mencapai kebahagiaan
Denpasar (ANTARA News) - Guru Besar Sosiologi Bidang Agama Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, MSI mengingatkan, kasus bunuh diri bisa dicegah dengan menguatkan kualitas dedikasi dan pengabdian (sradha dan bakti) kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Upaya itu disertai dengan memahami dan menjalankan ajaran agama dengan baik dan benar," kata Prof Ngurah Sudiana, guru besar Fakultas Dharma Duta Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Minggu.

Ia yang juga Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali mengingatkan, orang bunuh diri itu melakukan dosa besar, sesuai yang diuraikan dalam berbagai kitab suci agama Hindu.

Oleh sebab itu patut dijadikan pedoman agar umat menghindarkan dirinya dari pelaku bunuh diri. Kematian yang disebabkan karena sengaja bunuh diri dosanya sangat besar yakni rohnya akan tenggelam dalam kegelapan selama 60.000 tahun dan tidak ada ritual yang patut diberikan kepada mereka yang melakukan hal itu.

"Hal itu sesuai uraian dalam buku Parasaradharmasastra Bab II sloka 1-7," ujar Ngurah Sudiana.

Ia mengingatkan, demikian besarnya dosa akibat bunuh diri, jika seseorang yang mau membunuh diri dapat menghayati sloka tersebut, tentu akan mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas.

"Hidup ini adalah kesempatan emas bagi manusia untuk memperbaiki perilaku dan perbuatan ke arah yang lebih baik, karena hidup manusia ini sangat utama mampu menolong diri sendiri maupun orang lain mencapai kebahagiaan," ujarnya.

Kasus bunuh diri di Bali kian mengkhawatirkarkan, karena jumlahnya terus meningkat.

Selama tahun 2014 tercatat 120 kasus bunuh diri, atau hampir setiap tiga hari sekali terjadi satu kasus bunuh diri. Jumlah kasus tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 tercatat 95 kasus, ujar Ngurah Sudiana.

Pewarta: IK Sutika
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015