Kupang (ANTARA News) - Dua kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih kekurangan naskah ujian nasional (UN) beserta lembaran jawaban.

Dua kabupaten itu adalah Kabupatenh Ngada di Pulau Flores dan Sumba Timur di Pulau Sumba, kata kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Petrus Manuk, di Kupang, Sabtu.

Dia mengemukakan hal itu dalam keterangan pers bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya usai upacara peringatan hari pendidikan nasional tingkat provinsi NTT di Kupang.

"Naskah UN masih kurang di Kabupaten Ngada dan Sumba Timur masing-masing satu amplop. Sedangkan daerah lain aman dan sudah selesai distribusi naskah UN," katanya.

Dia menegaskan kekurangan naskah UN menjadi tanggung jawab pihak percetakan untuk menggenapinya. Pihak peyelenggara UN sudah berkoordinasi dengan rekanan pemenang tender untuk melengkapi naskah yang kurang agar pelaksanaan UN tidak terganggu.

Namun Petrus Manuk yakin sebelum pelaksaan UN, naskah yang kurang di dua kabupaten sudah terpenuhi.

"Saya yakin sebelum pelaksanaan ujian, kekurangan soal sudah terpenuhi. Hari ini distribusi soal UN terakhir di Kota Kupang, daerah lain sudah selesai," katanya.

Dia juga memastikan tidak ada naskah atau soal UN SMP yang bocor. Pengalaman pada UN SMA dan SMK menjadi acuan dalam melakukan pengamanan terhadap semua naskah UN yang ada.

Apalagi, selama berada di SPN Kupang, semua dokumen negara yang ada mendapat pengamanan dari aparat kepolisian.

Bahkan pendistribusian dari Kupang ke semua kabupaten dan kota pun tetap mendapat pengawalan pihak kepolisian baik dari Polda NTT maupun Polres setiap kabupaten sehingga dijamin tidak ada soal yang bocor.

Mengenai naskah UN mata pelajaran, dia mengatakan tidak tahu persis apakah ada kekurangan atau tidak karena setelah semua naskah tiba di Kupang, dokumen yang ada dibongkar untuk menghitung jumlah amplop yang ada dalam tiap dus.

Jika terdapat kekurangan jumlah amplop, langsung dimintakan ke rekanan pemenang tender untuk menggenapinya.

"Saya lupa mata pelajaran apa yang kurang karena yang dihitung adalah amplop. Sedangkan amplop yang berisi naskah soal UN adalah dokumen negara yang dilarang dibuka sebelum ujian. Jadi panitia hanya bisa buka kardus saja," katanya.

Jumlah sekolah penyelenggara UN SMP di NTT pada tahun ini sebanyak 1.643 sekolah dengan jumlah siswa 95.550 orang ditambah paket B sebanyak 3.901 orang.

Dia memastikan tidak ada satu sekolah SMP atau MTs di NTT yang menyelenggarakan UN berbasis komputer atau computer based test (CBT). Semua sekolah menyelenggarakan UN dengan cara manual karena keterbatasan sarana dan fasilitas yang ada di semua sekolah penyelenggara UN.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015