Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi Rp13.162 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.146 per dolar AS.

"Rupiah kembali bergerak melemah seiring dengan volume transaksi di pasar valas domestik yang cenderung menurun, pelaku pasar uang cenderung menahan untuk masuk ke pasar di tengah minimnya sentimen positif," ujar Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta.

Menurut dia, menurunnya volume transaksi di pasar keuangan menunjukan kekhawatiran investor terhadap fundamental ekonomi, baik global maupun domestik yang cenderung masih melambat.

Kendati demikian, lanjut dia, adanya intervensi dari Bank Indonesia di pasar valas domestik menahan tekanan mata uang rupiah terhadap dolar AS lebih dalam. Di sisi lain, cairnya sebagian dana infrastruktur diharapkan dapat mengangkat optimisme pelaku pasar.

Lukman Leong menambahkan bahwa konsumsi masyarakat yang masih baik terutama kebutuhan pokok masih cukup mampu menopang pergarakan perekonomian domestik.

"Konsumsi masyarakat harus dapat dijaga, dengan demikian pemerintah juga harus dapat menjaga harga kebutuhan pokok sehingga tidak menimbulkan inflasi yang tinggi.," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa penguatan dolar AS seiring dengan kenaikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi AS serta kekhawatiran terhadap krisis utang Yunani.

Selain itu, lanjut dia, penguatan dolar AS juga didukung oleh the Fed San Fransisco yang mengungkapkan bahwa perekonomian AS tidak selemah yang diperkirakan selama ini.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (19/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.183 dibandingkan hari sebelumnya atau Senin (18/5) Rp13.116.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015