Jenewa (ANTARA News) - Polisi Swiss hari ini menggeledah markas besar FIFA dengan menyita dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penyelidikan  suap yang diberikan untuk Piala Dunia 2018 dan 2020, kata kantor Kejaksaan Agung Swiss seperti dikutip AFP.

Penggeledahan dilakukan menyusul ditangkapnya enam pejabat puncak sepak bola di  Zurich di mana FIFA bermarkas besar, hanya dua hari sebelum Presiden FIFA Sepp Blatter berusaha dipilih kembali sebagai kepala badan sepak bola dunia itu.

Dokumen-dokumen dan data elektronik yang disita adalah sebagai bagian dari penyelidikan yang sudah berlangsung mengenai pencucian uang dan suap yang melibatkan keputusan FIFA memberi Rusia dan Qatar masing-masing menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Kejaksaan Agung Swiss menyatakan 10 orang telah ditanyai mengenai "siapa yang ambil bagian dalam pemungutan suara dalam alokasi  Piala Dunia 2018 dan 2022' sebagai anggota Komite Eksekutif."

Penyelidikan yang diluncurkan pada 10 Maret tahun ini tidak pernah diungkapkan sampai hari ini.

"Pengumpulan dokumen-dokumen bank yang relevan terlebih dahulu sudah diperintahkan di berbagai lembaga di Swiss," kata Kejaksaan Agung Swiss.

Mereka juga mengatakan "pengayaan yang tidak adil diduga paling tidak sebagian terjadi di Swiss," dengan menambahkan bahwa ada juga ada kecurigaan "mismanajemen jahat" dan pencucian uang.

Kementerian Kehakiman Swiss mengatakan hanya pejabat sepak bola yang ditangkap menyusul permintaan dari Kantor Kejaksaan Distrik Timur New York, Amerika Serikat.

Menurut Kementerian Kehakiman Swiss, keenam orang dituduh menerima "suap dan kick-back (uang pelicin) antara awal 1990-an sampai hari ini."



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015