Semarang (ANTARA News) - Pemudik Lebaran 2015 atau 1436 Hijriah diharapkan tak akan lagi tersiksa oleh kemacetan parah di jalur pantai utara khususnya saat keluar dari pintu tol Cikampek menuju Cirebon, Jawa Barat.

Selama ini kemacetan parah terjadi antara lain disebabkan adanya pertigaan Jomin, Jawa Barat, yang jaraknya tak terlalu jauh dari pintu tol Cikampek. Selepas dari Jomin pemudik pun belum bisa bernafas lega karena kemacetan terus terjadi hingga jelang Cirebon.

"Sudah tiga tahun terakhir ini saya mengalami kemacetan luar biasa di sepanjang jalur pantura itu saat mudik. Bayangkan saja untuk jarak Jakarta ke Semarang yang normalnya antara 8-9 jam bisa ditempuh seharian saat arus mudik lalu," kata Bambang Kusnadi, warga Jakarta yang jika mudik Lebaran selalu pulang ke ibu kota Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Dia mengaku, sekalipun dirinya dan keluarga tersiksa alami kemecatan saat mudik setiap tahunnya, namun tak membuat dirinya "kapok" mudik karena memang harus bersilaturahim dengan salah satu orang tuanya, mertua, serta saudara-saudaranya di Semarang dan Ungaran.

Ia mengatakan lebih suka menggunakan mobil dibanding kereta api atau pesawat terbang karena lebih murah dan efektif. Ia mengatakan jika tidak membawa mobil maka sulit keliling ke sanak saudara saat di kampung halaman.

"Oleh sebab itu saya menyambut baik pembangunan jalon tol Cikapali yang diharapkan selesai sebelum Lebaran tahun ini. Setidaknya kemacetan parah seperti tahun-tahun lalu tak terjadi lagi," katanya berharap.

Harapan serupa disampaikan pula oleh Heri Sasongko yang setiap tahun selalu mudik ke Pati, Jawa Tengah. Kemacetan parah yang terjadi setiap mudik Lebaran tak membuat dirinya jera untuk mudik bersama keluarga untuk berkunjung ke kampung halamannya.

"Kebetulan saya anak terkecil dari empat saudara dan masih ada ibu di Pati, Jawa Tengah. Jadi saya harus mudik ke Pati kalau Lebaran untuk bersilaturahim," katanya.

Pengalaman terparah saat dirinya mudik terjadi pada 2013. Saat itu mobil yang dikendarai nyaris tak bisa bergerak di kawasan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, akibat kepadatan arus kendaraan sehingga harus berhenti total hingga empat jam.

Dia menggambarkan saat itu dirinya mudik dua hari menjelang Lebaran dan lalu lintas di Pantura sangat padat baik oleh kendaraan roda empat dan roda dua sehingga nyaris tak bergerak.

"Kita mau mengisi bensin di SPBU saja sampai tidak bisa masuk karena SPBU sudah dipenuhi oleh sepeda motor dan mobil yang istirahat," katanya.

Heri pun berharap keberadaan tol Cikapali tidak lagi menimbulkan kemacetan parah seperti tahun-tahun sebelumnya di jalur Pantura, sehingga pemudik tak lagi terlalu terlambat sampai tempat tujuan.

"Mungkin kemacetan masih terjadi walau ada tol Cikapali mengingat setiap tahun begitu banyak pemudik yang melintas di jalur pantura. Tapi dengan adanya tol tersebut setidaknya kemacetan parah tak lagi terulang," katanya.



Terus diselesaikan

Pemerintah menargetkan jalan tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) sudah dapat beroperasi sebelum Lebaran 2015 dalam upaya mengurangi kemacetan parah selama arus mudik dan balik Lebaran..

Jalan Tol Cikapali terbentang sepanjang 116 kilometer merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa akan menghubungkan Cikampek, Jakarta dengan Cileunyi, Bandung bersamaan terhubung dengan Palimanan, Cirebon. Panjang jalan tol ini lebih pendek 40 km dibandingkan melewati Jalur Pantura dan diprediksi akan memotong 1,5 sampai dua jam waktu tempuh.

Namun saat ini, sekitar dua mingguan sebelum bulan puasa atau Ramadhan 2015, jalan tok Cikapali masih belum dapat dilalui oleh kendaraan bermotor karena memang sarana dan prasarananya belum selesai 100 persen.

Pemasangan sejumlah marka jalan sampai ini belum selesai dan masih dalam taraf pemasangan di sejumlah titik oleh petugas.

"Sesuai anjuran pemerintah, tol ini akan beroperasi pada saat arus mudik Lebaran tahun ini juga," kata Komisaris PT Lintas Marga Sedya Sandiago Uno, dalam keterangan pers, di Jakarta, Senin (4/5).

Dia mengatakan, proses pembangunan jalan tol itu sudah dimulai sejak 2006, sementara pengerjaan konstruksinya dimulai sejak akhir 2012 dan diharapkan selesai pada Juni 2015. "Hingga April tahun ini tahap konstruksi sudah mencapai 95 persen," katanya.

Sandiago mengatakan, dalam kontrak kerja disebutkan pengerjaan konstruksi selesai akhir Juni dan agar saat Lebaran jalan tol bisa beroperasi secara komersial, pengerjaan konstruksi terus dilakukan bersamaan dengan proses uji laik fungsi dan uji laik operasi.

Wartawan Antara saat meninjau penyelesaian jalan tol tersebut melaporkan sejumlah pekerja sedang memasang beberapa marka jalan yang berfungsi memberi petunjuk untuk pengguna jalan tol, selain beberapa alat berat masih dioprasikan untuk membersihkan jalan.

Plt Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto W Husaini mengatakan jalan Tol Cikapali diharapkan dapat segera berfungsi serta bisa digunakan oleh pengguna jalan seluruhnya pada saat masa Lebaran guna memperlancar arus mudik tahun 2015.

"Diharapkan Tol Cikapali dapat difungsikan pada Lebaran tahun ini sehingga dapat mengurai kemacetan yang terjadi di Jalur Pantura," katanya dalam rilis Kemenpupera.

Dia mengatakan dengan waktu tersisa sekitar 1,5 bulan jelang Lebaran perlu dilakukan monitoring progres pekerjaan secara mingguan.

"Hal tersebut perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu," ucapnya.

Tol Cikapali memiliki masa konsesi selama 35 tahun dan akan berakhir pada tahun 2041.

Jalan tol Cikapali juga diharapkan dapat mengurangi beban arus lalu lintas jalan di pantura sehingga kondisi jalan tersebut dapat tetap terpelihara.

Keberadaan tol yang saat ini dalam taraf penyelesaian pembangunan diharapkan juga mengembangkan Kota Cirebon dari sebelumnya hanya sebagai kota transit menjadi kota tujuan wisata maupun bisnis.

Jalan tol yang memiliki enam seksi ini akan mempunyai delapan tempat istirahat (rest area), tujuh pintu masuk, dan tujuh simpang susun. Semua tempat istirahat memiliki fasilitas kantin, toilet, dan masjid. Namun, hanya empat tempat istirahat yang memiliki pom bensin.

Pembangunan jalan tol Cipali terbagi dalam enam seksi. Seksi I Cikopo-Kalijati sepanjang 29,12 kilometer, seksi II Kalijati-Subang sepanjang 9,56 kilometer, seksi III Subang-Cikedung sepanjang 31,37 kilometer, seksi IV Cikedung-Kertajati sepanjang 17,66 kilometer, seksi V Kertajati-Sumberjaya sepanjang 14,51 kilometer, dan seksi VI Sumberjaya-Palimanan sepanjang 14,53 kilometer.

Para pemudik sangat berharap Jalan Tol Cipakali seluruhnya benar-benar siap dioperasikan saat Lebaran mendatang, sehingga mampu mengurangi kepadatan arus lalu lintas di kawasan pantai utara itu.

Oleh Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015