Medan (ANTARA News) - Tebaran abu vulkanik Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali dirasakan warga Medan sebagai dampak masih terjadinya guguran awan panas dari gunung itu

Warga Jalan STM, Medan, Juli, Rabu, menyebutkan, teras rumahnya dan kendaraannya diselimuti abu vulkanik cukup tebal.

Abu, katanya, sudah dirasakan sejak Selasa (16/6) malam dan semakin banyak pada Rabu pagi hingga siang.

"Sudah dilap dan dipel berulang kali, tetapi sebentar saja, abu sudah penuh di lantai teras dan kendaraan," katanya.

Abu vulkanik itu menimbulkan sesak nafas sehingga dia menggunakan masker meski saat di dalam rumah.

Akibat abu Sinabung, sebagian besar warga Medan khususnya pengendara sepeda motor terlihat menggunakan masker.

"Semoga Sinabung tidak erupsi apalagi meletus, karena tidak terjadi saja, tebaran abunya sudah sangat mengganggu," ujar warga Medan lainnya penduduk Taman Harapan Indah, Setia Budi, Henny.

Abu vulkanik itu juga menggangu kawasan Deliserdang.

"Abu vulkanik terlihat lebih banyak di sini (Deliserdang) dari di Medan," kata Ita, warga Tanjung Morawa, Deliserdang.

Menurut Ita, kalau tidak ada hujan Selasa malam, abu mungkin semakin banyak pada Rabu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengaku, sejak dinaikkannya status Gunung Sinabung menjadi Awas (level IV) pada Selasa (2/6) pukul 23.00 Wib, erupsi dan luncuran awan panas gunung tersebut masih berfluktuasi hingga kini.

Ditingkatkannya status Awas disertai dengan bertambahnya area yang harus dikosongkan yaitu tujuh kilometer di sisi tenggara dan selatan dari puncak kawah Sinabung menyebabkan jumlah pengungsi juga terus bertambah.

Pada Senin (15/6) malam sebanyak 7.549 jiwa (1.986 KK) warga Desa Jaraya, Kutatengah, Sigarang Garang, Mardingding, Kutagugung dan Kutarayat dievakuasi oleh aparat BPBD Karo bersama TNI, Polri dan relawan.

Kondisi itu menyebabkan jumlah pengungsi saat ini menjadi 10.714 jiwa (2.882 KK) yang tersebar di 10 pos penampungan.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015