Semarang (ANTARA News) - Pertandingan babak final leg pertama Turnamen Sepak Bola Piala Polda Jateng di Stadion Jatidiri Semarang, Sabtu malam, antara tuan rumah PSIS melawan Persis Solo berlangsung ricuh, puluhan penonton luka-luka terkena letusan petasan dan lemparan batu.

Akibatnya, pertandingan kedua tim dihentikan pada menit ke-26 saat kedudukan 1-0 untuk keunggulan tuan rumah karena situasi tidak memungkinkan, bahkan hingga kini penonton masih tertahan di Stadion Jatidiri Semarang.

Kejadian tersebut bermula gol pemain PSIS yang diciptakan Johan Yoga pada menit ke-26 melalui sundulan kepala setelah menerima umpan silang dari Bakhori. Usai gol tersebut penonton langsung menyalakan kembang api dan petasan.

Suporter di tribun barat (pintu B) Stadion Jatidiri mengarahkan petasan kepada penonton yang juga berada di tribune barat sekitar tempat duduk VIP yang di bawahnya tempat pada awak media melakukan peliputan pertandingan tersebut.

Akibatnya penonton dan awak media menjadi kalang kabut karena lemparan petasan kemudian botol minuman bahkan batu dari sesama penonton.

Petugas keamanan dan panitia pertandingan yang melihat kejadian tersebut berusaha mencegah kejadian tersebut tetapi aksi lempar petasan dan botol minuman serta batu terus terjadi sehingga mengakibatkan puluhan penonton mengalami luka-luka.

Beberapa awak media sempat terkena lemparan batu bata dan juga ledakan petasan. Puluhan penonton yang mengalami luka-luka langsung dibawa ke bagian bawah tribun barat untuk mendapatkan pengobatan dari petugas kesehatan.

Petugas keamanan dari Polrestabes Semarang sempat mengeluarkan tembakan gas air mata dan meriam air untuk menghentikan aksi penonton yang seperti itu.

Beberapa orang yang mengalami luka cukup serius diangkut ke rumah sakit bahkan banyaknya penonton yang  luka-luka mengakibatkan persediaan obat-obatan petugas habis.

Setelah berunding dengan panitia pertandingan dan ofisial kedua tim, akhirnya petugas keamanan mengumumkan bahwa pertandingan dihentikan dan ditunda.

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015