Palangka Raya (ANTARA News) - Memasuki Ramadan hari ke-18, warga Palangka Raya memadati pusat perbelanjaan dan berbelanja memenuhi kebutuhan Lebaran.

Ika (30), warga jalan G. Obos, Palangka Raya, pada Minggu mengatakan, ia bersama keluarga sengaja berbelanja jauh hari sebelum Lebaran mumpung harganya belum naik dan pembeli belum begitu padat.

"Kami sekeluarga sengaja berbelanja pakaian untuk Lebaran sekarang, mumpung harganya belum naik. Biasanya semakin dekat lebaran harga lebih mahal dan pasarpun sesak karena banyak warga yang belanja baju dan kebutuhan lain," kata Ika.

Ibu dua anak itu mengatakan, meskipun Lebaran masih lama, namun keadaan di pusat perbelanjaan khususnya penjual pakaian telah dipadati pembeli.

"Penjual spatu, sendal dan tas mulai ramai tetapi khusus penjual pakaian padat pembeli. Saya yang hari ini belanja di pasar dan hypermart pun sama padatnya," kata dia.

Senada dengan dia, Karlina (25) mahasiswi di salah satu universitas swasta setempat mengatakan, kepadatan juga terjadi di pusat perbelanjaan terutama panjual pakaian dan perlengkapan penunjang penampilan.

"Sebelum pulang kampung saya sengaja belanja baju lebaran dan lainnya. Orang tua saya juga nitip. Sengaja beli di sini karena banyak toko dan pilihannya dan harganya pun lebih murah dibanding di kampung," katanya.

Ia pun mengatakan jika di hari biasa dalam antre membayar hanya menunggu satu dua orang, tetapi saat ini harus menunggu beberapa menit.

"Biasanya antre di kasir itu paling satu dua orang tetapi ini tadi lima menit lebih. Itu pun kasirnya sudah ditambah beberapa loket. Parkiran yang biasa tidak sampai penuh, ini juga sampai ke pinggir jalan raya," katanya.

Sementara itu, Nia Yunita (40) penjaga toko di kawasan Pasar Besar, Palangka Raya mengatakan, kepadatan pengunjung telah terjadi sejak beberapa hari lalu.

"Mulai empat sampai lima hari lalu di sini ramai pembeli. Rata-rata mereka mencari baju muslim dan pakaian untuk berlebaran. Jika hari biasanya agak santai maka mendekati lebaran seperti ini duduk pun tak sempat," katanya.

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015