Bamako (ANTARA News) - Polisi Mali telah menahan sekitar 20 terduga milisi dalam beberapa hari terakhir, termasuk dua warga negara Prancis dan perencana serangan restoran di Bamako pada Maret lalu, kata sumber-sumber keamanan, Selasa (14/7).

Polisi menangkap seorang pria yang diidentifikasi sebagai Saouty Kouma pada Minggu (12/7) di Kota Melo di Mali tengah yang diduga berada dibalik serangan terhadap Restoran La Terrasse yang menewaskan seorang warga Prancis, seorang petugas keamanan Belgia, dan tiga warga Mali.

Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok milisi al-Mourabitoun.

Seorang tersangka lainnya juga ditahan pada Senin (13/7) di selatan Kota Zegoua setelah menyeberang dari Pantai Gading.

Kemudian mereka diangkut ke ibu kota Bamako pada Selasa (14/7) untuk dimintai keterangan, kata sumber-sumber di Mali.

Salah satu sumber keamanan mengatakan bahwa sebagian besar orang yang ditahan pada Senin (13/7) berasal dari Mauritania dan sisanya berasal dari Mali serta Prancis.

"Mereka adalah 20 orang yang diduga milisi, termasuk dua warga Prancis," kata sumber itu menambahkan.

Para tersangka itu ditangkap karena memiliki kaitan dengan dua anggota kelompok Ansar Dine yang ditangkap oleh tentara di Mali tengah pada pekan lalu, bersama dengan barang bukti yang telah mereka siapkan untuk melakukan rencana serangan.

Tidak ada rincian lebih lanjut terkait penangkapan tersebut. Seorang Juru Bicara Kedutaan Besar Prancis juga tidak bersedia memberikan komentar.

Ansar Dine adalah bagian dari aliansi pejuang Islam yang merebut gurun di Mali utara setelah melakukan pemberontakan Tuareg pada 2012 tetapi kemudian digulingkan oleh operasi militer Prancis setahun kemudian.

Kelompok ini mengaku bertanggung jawab dalam serangkaian serangan baru-baru ini di selatan dan barat Mali termasuk di Bamako yang sebelumnya dianggap aman dari kekerasan tersebut pada pekan lalu.

Kelompok separatis bersenjata dan pemerintah Mali telah merancang untuk menandatangani perjanjian damai pada Juni lalu sebagai bagian untuk menghentikan pemberontakan di utara negara itu tetapi kelompok Ansar Dine menolak menandatanganinya.
(Uu.B020)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015