Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan industri pengolahan yang berbasis sumber daya alam, perikanan maupun pertanian bisa menjadi pondasi perekonomian nasional yang baru di masa mendatang.

"Kita bisa kembali ke industri, dan salah satu sektor manufaktur yang bisa dikembangkan yaitu berbasis sumber daya alam, perikanan maupun pertanian," ujar Menkeu dalam memberikan sambutan seminar nasional "Perekonomian Dari Masa ke Masa" di Jakarta, Senin.

Menkeu mengatakan industri pengolahan tersebut bisa memberikan nilai tambah serta menghasilkan produk yang kompetitif dan berkualitas di pasar ekspor, karena Indonesia sedang membutuhkan pondasi perekonomian baru untuk mengatasi gejolak.

"Kita harus mencari (pondasi) ke depannya seperti apa dan mencari sektor yang bisa diandalkan. Kalau industri pengolahan, intinya yang nilai tambahnya harus jelas dan kompetitif, sehingga bisa menjadi sumber ekspor," katanya.

Menkeu menceritakan pada 1970-an, perekonomian Indonesia sangat tergantung pada sektor minyak dan gas, sedangkan pada era 1980-an hingga 1990-an, perekonomian nasional berbasis industri manufaktur dengan keunggulan tenaga kerja.

Kemudian, pada periode pasca terjadinya krisis finansial hingga sekarang, perekonomian domestik didukung ekspor komoditas seperti batu bara dan CPO yang dibantu oleh tingginya permintaan global dan harga yang kompetitif di pasar internasional.

Namun, menurut Menkeu, masing-masing periode tersebut harus berakhir karena adanya gejolak ekonomi yang disebabkan oleh tekanan eksternal, sehingga sempat membuat perekonomian domestik pada waktu itu menjadi goyah.

Untuk itu, perekonomian nasional harus mulai mengembangkan industri pengolahan atau hilirisasi sebagai pondasi baru, apalagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah serta sumber daya manusia yang berkualitas.

"Kelapa sawit bagus apabila dikembangkan melalui pengolahan. Sektor perikanan juga bisa diolah untuk industri masa depan. Tentunya kita juga mengembangkan smelter, misalnya membangun industri besi baja dengan bahan alumunium dari Indonesia," katanya.

Selain industri pengolahan dari tiga sektor tersebut, Indonesia juga bisa mendorong manufaktur dari sektor otomotif dan produk makanan jadi yang saat ini telah bersaing dan memiliki reputasi di pasar internasional.

"Kita sudah melakukan ekspor mobil yang banyak serta ekspor dari industri pengolahan makanan seperti mie instan. Itu bisa dilakukan karena industri tersebut sudah kuat (di dalam negeri), jadi produknya bisa dikirim ke luar negeri," tambah Menkeu.

Menkeu mengatakan di masa mendatang, perekonomian Indonesia juga bisa tumbuh melalui dukungan dari pembangunan infrastruktur, selain sebagai upaya untuk membangun fundamental yang baik dalam menghadapi krisis.

Berbagai proyek infrastruktur besar bahkan telah dilaksanakan dalam beberapa bulan terakhir seperti pembangunan jalan tol Trans Jawa, "groundbreaking" PLTU Batang serta pengairan Waduk Jatigede yang bermanfaat untuk perekonomian dalam jangka panjang.

"Infrastruktur dalam skala besar bisa melibatkan swasta sebagai bisnis, karena saat ini ada infrastruktur gap yang tidak seimbang dengan pertumbuhan. Untuk itu, kebijakan kita jangan berpikiran pendek yang tidak bermanfaat dalam jangka panjang," jelas Menkeu.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015