Ternate (ANTARA News) - Anggota Komisi VIII DPR-RI memantau lokasi bencana alam Gunung Api Gamalama dan Bantaran Kali Tuguraga di Ternate, ibu kota Provinsi Maluku Utara.

"Kami telah memantau situasi terkini jalur lahar dingin yang pernah mengancam warga Kota Ternate," kata Ketua Tim Komisi VIII, Saleh Partaonan Daulay disela-sela mengamati situasi terkini bantaran kali Tugurara di Ternate, Jumat.

Dia menyatakan, dari pemantauan Pemkot Ternate harus mempersiapkan beberapa hal terkait menghadapi tanggap darurat ketika terjadinya letusan gunung api Gamalama.

Sesuai hasil pertemuan dengan Pemkot Ternate, Komisi VIII telah mencatat beberapa hal yang belum juga dimiliki.

"Ada beberapa hal yang menjadi cacatan Komisi VIII tadi misalnya stok cadangan ternyata disini kosong dan kita akan meminta kepada Kementerian Sosial untuk segera mengisi itu karena sekarang gunung Gamalama masih aktif," ujar Saleh.

Karena itu, Pemkot Ternate hendaknya lebih siap lagi dalam mengahadapi bencana dan kenyataan program rehabilitasi maupun rekonstruksi yang dilakukan saat ini sebetulnya belum sempurna.

"Kita mengimbau kepada Pemkot Ternate agar berkomunikasi dengan pemerintah pusat khususnya dengan Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) untuk segera melakukan penanganan-penanganan khusus pasca bencana terutama melakukan normalisasi terhadap sungai-sungai yang ada di skitar gunung Gamalam," katanya.

Pemkot Ternate juga harus intensif melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi sejak dini terkait dengan bagaimana caranya mengambil tindakan ketika terjadi bencana.

Dia merujuk gunung Gamalama ternyata dua tahun terakhir ini terjadi erupsi.

"Jadi Pemkot Ternate harus meminimalisir sedapat mungkin korban harta benda secara bertahap dari waktu ke waktu, terutama warga di tiga Kelurahan terhadap ancaman erupsi gunung Gamalama," tegas Saleh.

Dia juga meminta Pemkot Ternate agar mempermudah akses informasi dan membangun salter-salter khusus agar bila terjadi bencana masyarakat tidak lagi panik.

"Kalau nanti selter sudah dibangun hendaknya disosialisasikan agar masyarakat tidak lagi panik ," kata Saleh.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015